:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Tuesday, May 03, 2005

Ke Sekolah, Anakku!

Oleh Prie GS

Tahun ajaran baru anakku, pilihlah sekolah sesukamu. Tak perlu ke sekolah favorit jika untuk itu engkau harus menempuh dengan cara yang tidak sehat apalagi jika harus main suap. Tak perlu pula memakai jaminan surat sakti hasil kolega bapakmu.

Murid macam pula kau ini yang dibesarkan dalam iklim suap. Sekolah apa pula itu yang mendidikmu dengan biaya suap. Tak peduli apapun gengsi sekolahmu, entah unggulan entah murahan, sebaiknya cepat engkau singkiri. Bagaimana engkau bisa percaya bahwa mereka akan mengajarkan kebaikan, jika mereka sendiri tak memiliki kebaikan itu.

Dan surat sakti itu anakku, sesungguhnya adalah penghinaan atas kecerdasanmu. Ia akan melemahkan naluri kompetisimu, mengajarimu menjadi generasi kolokan. Generasi yang cuma bisa hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bernaung di bawah pangkat dan duit bapakmu. Hati-hatilah jika engkau memiliki bapak yang berpangkat dan berduit seperti itu. Kasih sayangnya bisa berubah menjadi bencana. Dengan modalnya itu, ia akan menyihirmu sehingga engkau beranggapan bahwa hidup ini seolah-olah gampang.

Padahal anakku, hidup ini tidak seremeh yang engkau duga, yang akan selesai hanya oleh duit dan pangkat. Karena jika orang tuamu mati sementara engkau telah kepalang hidup gampangan, dari sinilah bencana itu bermula. Engkau akan kaget demi mendapati semua inderamu tiba-tiba telah masti rasa. Indera itu akan bekerja cuma kalau disodori dua hal saja: yang senang dan yang gampang. Terhadap lain sodoran, ia tak suka. Padahal hidup ini tak bisa engkau dikte untuk memberi hanya yang engkau suka.

Dari situlah terbukti bahwa ada jenis kasih sayang yang lebih layak disebut tipuan, meski datang dari orang tuamu sendiri. Bukan berarti bapak dan ibumu lalu boleh disebut penipu. Tapi belajarlah mengerti bahwa jebakan alam ini bisa dipasang pada siapa saja, pada orang-orang dekatmu dan kadang malah orang yang paling engkau cintai, pada anak-anak dan istrimu kelak. Terhadap anak, engkau akan menjumpai jenis kasih sayang yang fantastis, ambisius dan spektakuler. Jagat ini kalau perlu hendak kau gulung untuk kau hadiahkan cuma kepada anakmu.

Jadi siapa bilang bahwa kerusakan itu cuma dititipkan pada hal-hal yang tampak kotor dan jahat. Ia bisa pula lewat jalan cinta, kasih sayang dan hal-hal yang tampak mulia. Maka bersekolahlah ke sekolah yang engkau mau, pintarlah sepintar engkau mampu. Tapi jadilah anak pintar yang jujur. Karena kepintaran dan kejujuran adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Jujur tanpa kepintaran adalah dungu. Pintar tanpa kejujuran adalah gila. Ya, gila karena orang pintar semacam itu tega menjadi penipu, tega membuat kerusakan bagi sesama. Ingatlah kau tentang kerusakan negaramu sekarang ini? Sebabnya bukan karena kekurangan orang pintar, melainkan kekurangan orang jujur. Maka lihatlah kekacauan yang mereka timbulkan.

Jika engkau pintar anakku, jangan takut menjadi jujur. Siapa pilang kejujuran itu berat dan pahit. Kejujuran itu enak dan menyenangkan. Membuat jiwa enteng dan hati riang. Jadi kenapa engkau takut pada sesuatu yang membuatmu gembira? Sebaliknya, jika engkau menjadi penipu, meksi hidupmu tampak suskes, sesungguhnya engkau tak lebih dari penderita lepra. Jadi aneh sebetulnya jika ada orang penyakitan tapi bangga pada hidupnya.

Maka berangkatlah ke sekolah anakku. Ke sekolah yang tak cuma bisa membuatmu pintar, tapi juga bisa meninggikan mutu kelakuanmu.

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home