tag:blogger.com,1999:blog-68220582024-03-14T05:00:25.142+07:00:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::Kumpulan artikel-artikel dari beberapa email, milis dan website rekan-rekan yang mungkin dapat menggugah hati dan menambah pelajaran hidup bagi kita bersama....aminFaisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.comBlogger296125tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1157530520328275572006-09-06T15:15:00.000+07:002006-09-06T15:17:22.086+07:00Dalam Sujud Terakhirku<span style="font-family:arial;">Dalam sujud terakhirku Ya Allah...</span><br /><span style="font-family:arial;">kuteriakkan Asma-Mu sekeras-kerasnya</span><br /><span style="font-family:arial;">agar runtuh dinding kesombongan dalam hatiku</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dalam sujud terakhirku Ya Rabbi...</span><br /><span style="font-family:arial;">ku menangis sejadi-jadinya</span><br /><span style="font-family:arial;">biar kering mata ini</span><br /><span style="font-family:arial;">namun basah ladang hati yang gersang</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dalam sujud terakhirku Ya Rahman...</span><br /><span style="font-family:arial;">kulihat semua dosa yang membayangiku</span><br /><span style="font-family:arial;">kelam mencengkram jiwa yang lusuh</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dalam sujud terakhirku Ya Rahim...</span><br /><span style="font-family:arial;">biarkan aku patah dalam cahayaMu</span><br /><span style="font-family:arial;">biarkan kumusnahkan titik-titik kemunafikanku</span><br /><span style="font-family:arial;">agar ku kembali dalam pelukan hidayahMu</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Dalam sujud terakhirku</span><br /><span style="font-family:arial;">biarkan aku hirup nafasku sekali lagi</span><br /><span style="font-family:arial;">hanya untuk menyebut namaMu dan kekasihMu tercinta</span>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1157528217423768762006-09-06T14:34:00.000+07:002006-09-06T14:38:54.483+07:00Penantian Sang Ayah<div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">KotaSantri.com</span><br /><br />Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.<br /><br />Benar saja, di salah satu tikungan, ada sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.<br /><br />Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat 'hangat' tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat.<br /><br />Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat. Namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.<br /><br />Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdo'a dan berharap, kalau suatu saat Allah dapat memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendo'akan kesembuhan anaknya. Setiap hari.<br /><br />Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yang tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Allah telah mengabulkan do'a sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yang telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. "Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku."<br /><br /></span> <div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;"> ---<br /></span></div> <span style="font-size:100%;"><br />Sahabatku, terkadang seperti Anak itulah tingkah kita. Terkadang kita Buta dan Tuli, tidak mau sedikit pun mendengar dan melihat sekeliling kita. Tapi Allah sebagai AYAH YANG BAIK dan SETIA pada Kita. Dia selalu dengan Sabar Menuntun dan Menolong Kita.<br /><br /></span> <div style="text-align: center;"><span style="font-size:100%;">---<br /></span></div> </div>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1156306604667218082006-08-23T10:35:00.000+07:002006-09-06T15:05:32.143+07:00Istighfar Kepada ALLAH SWT<form style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" name="frmAddAddrs" action="http://address.mail.yahoo.com/yab/us?v=YM&.rand=84724&A=m&simp=1" method="post"> <input name="fn" value="rosicollection" type="hidden"> <input name="ln" value="" type="hidden"> <input name="e" value="rosicollection@yahoo.com" type="hidden"> <input name=".done" value="http://us.f608.mail.yahoo.com/ym/ShowLetter?MsgId=6346_0_644961_2788_2922_0_11840_10597_2364107135_oSObkYn4Ur5HQVvr2mDutFFRdbqyVk0nOSMT2sGmE1xPW3RJgShceT_Kk4i2N.0fQIgMKx7KBg9MG1tUvXyPwBd8xzUajau8d50GN8RWxwgU8utI_LQdCINwIhmW4FoeSoNdDTQNR0tSveoCgfRqfxV4iaKPCzDd&amp;order=down&inc=&sort=date&view=u&head=b&box=sarikata.com&YY=98374" type="hidden"> </form> <!-- type = text --> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Istighfar, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita. Istighfar memiliki dua makna.</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aib kita. Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang terus beristighfar. Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia.</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Subhanallah. Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran hamba Allah yang sungguh-sungguh beristigfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan,semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di dunia dan di akhirat. Karena itu Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allah, maka Allah mudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih,dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga."</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Kemudian dalam Al Qur'an surat Nuh ayat 10, 11, 12, Allah SWT berfirman, "Beristighfarlah kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". (QS. Nuh:10-12)</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Beristighfarlah kita kepada Allah, niscaya Allah turunkan musim hujan yang berat. Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allah hadirkan di tengah kita anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani. Kemudian Allah makmurkan negeri kita, Allah sejahterakan kita. Allahu Akbar.</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Jadi, istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita. Karena itulah Rasulullah SAW, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali. Padahal dia ma'sum, dijamin masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat istighfarnya kepada Allah. Apalagi kita yang banyak dosa.</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Astagfirullahal 'adzim, ampunilah dosa kami ya Allah.. tutupi aib kami.... betapa selama ini kami mudah tergelincir dalam dosa namun tak bersegera memohon ampun kepada-Mu.</span>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1150338627966290392006-06-15T09:28:00.000+07:002006-06-15T09:30:28.253+07:00Please Don't Cry<span style="font-style: italic;">Monica Suryana</span><br /><span style="font-size:85%;"><br />Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur ?<br />Kenapa kita menutup mata ketika kita menangis ?<br />Kenapa kita menutup mata ketika kita membayangkan sesuatu ?<br />Kenapa kita menutup mata ketika kita berciuman ?<br />Hal hal yang terindah di dunia ini biasanya tidak terlihat<br /><br />Ada hal hal yang tidak ingin kita lepaskan<br />dan ada orang orang yang tidak ingin kita tinggalkan<br />Tapi ingatlah, melepaskan bukan berarti akhir dari dunia<br />melainkan awal dari kehidupan yang baru<br /><br />Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis<br />Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah tersakiti<br />Kebahagiaan ada untuk mereka yang telah mencari dan telah mencoba<br /><br />Karena merekalah yang bisa menghargai<br />Betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka<br /><br />Cinta adalah ketika kamu menitikkan air mata, tetapi masih peduli terhadapnya<br />Cinta adalah ketika dia tidak mempedulikanmu, kamu masih menunggunya dengan setia<br />Cinta adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sambil berkata , " Aku turut berbahagia untukmu "<br /><br />Apabila cintamu tidak berhasil, bebaskanlah dirimu<br />Biarkanlah hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi<br />Ingatlah, kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..<br />Tetapi saat cinta itu dimatikan, kamu tidak perlu mati bersamanya..<br /><br />Orang yang terkuat bukanlah orang yang selalu menang dalam segala hal<br />Tetapi mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh<br />Entah bagaimana, dalam perjalanan kehidupanmu,<br />Kamu akan belajar tentang dirimu sendiri dan suatu saat kamu akan menyadari<br />Bahwa penyesalan tidak seharusnya ada di dalam hidupmu<br />Hanyalah penghargaan abadi atas pilihan pilihan kehidupan yang telah kau buat<br />Yang seharusnya ada di dalam hidupmu<br /><br />Sahabat sejati akan mengerti ketika kamu berkata, " Aku lupa "<br />Sahabat sejati akan tetap setia menunggu ketika kamu berkata, " Tunggu sebentar "<br />Sahabat sejati hatinya akan tetap tinggal, terikat kepadamu ketika kamu berkata, " Tinggalkan aku sendiri "<br /><br />Saat kamu berkata untuk meninggalkannya,<br />Mungkin dia akan pergi meninggalkanmu sesaat,<br />Memberimu waktu untuk menenangkan dirimu sendiri,<br />Tetapi pada saat saat itu, hatinya tidak akan pernah meninggalkanmu<br />Dan sewaktu dia jauh darimu, dia akan selalu mendoakanmu dengan air mata<br /><br />Lebih berbahaya mencucurkan air mata di dalam hati<br />daripada air mata yang keluar dari mata kita<br />Air mata yang keluar dari mata kita dapat dihapus,<br />Sementara air mata yang tersembunyi,<br />Akan menggoreskan luka di dalam hatimu<br />yang bekasnya tidak akan pernah hilang<br /><br />Walaupun dalam urusan cinta, kita sangat jarang menang,<br />Tetapi ketika cinta itu tulus...<br />meskipun mungkin kelihatannya kamu kalah,<br />Tetapi sebenarnya kamu menang karena kamu dapat berbahagia<br />sewaktu kamu dapat mencintai seseorang<br />Lebih dari kamu mencintai diri kamu sendiri...<br /><br />Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang<br />Bukan karena orang itu berhenti mencintai kita<br />Atau karena ia tidak mempedulikan kita<br />Melainkan saat kita menyadari bahwa orang itu<br />Akan lebih berbahagia apabila kita melepasnya<br />Tetapi apabila kamu benar benar mencintai seseorang,<br />Jangan dengan mudah kita melepaskannya<br />Berjuanglah demi cintamu... Fight for your dream !<br />Itulah cinta yang sejati..<br />Bukannya seperti prinsip " Easy come.. Easy go... "<br /><br />Lebih baik menunggu orang yang benar benar kamu inginkan<br />Daripada berjalan bersama orang " yang tersedia "<br />Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai<br />Daripada orang yang berada di " sekelilingmu "<br /><br />Lebih baik menunggu orang yang tepat<br />Karena hidup ini terlalu berharga dan terlalu singkat<br />Untuk dibuang dengan hanya " seseorang "<br />Atau untuk dibuang dengan orang yang tidak tepat<br /><br />Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang paling menyakiti hatimu<br />Dan kadang kala teman yang membawamu di dalam pelukannya<br />Dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari<br /><br />Ucapan yang keluar dari mulut seseorang<br />Dapat membangun orang lain, tetapi dapat juga menjatuhkannya<br />Bila bukan diucapkan pada orang, waktu, dan tempat yang benar<br />Ini jelas bukan sesuatu yang bijaksana<br /><br />Ucapan yang keluar dari mulut seseorang<br />Dapat berupa kebenaran ataupun kebohongan untuk menutupi isi hati<br />Kita dapat mengatakan apa saja dengan mulut kita<br />Tetapi isi hati kita yang sebenarnya tidak akan dapat dipungkiri<br /><br />Apabila kamu hendak mengatakan sesuatu..<br />Tataplah matamu di cermin dan lihatlah kepada matamu<br />Dari situ akan terpancar seluruh isi hatimu<br />Dan kebenaran akan dapat dilihat dari sana</span>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1149584641580150172006-06-06T16:02:00.000+07:002006-06-06T16:04:10.510+07:00Pernahkah Anda BerfikirPernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?<br /><br />Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna-warni?<br /><br />Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?<br /><br />Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?<br /><br />Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda miliki di dunia ini?<br /><br />Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan sangat cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?<br /><br />Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda meninggalkan dunia ini?<br /><br />Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?<br /><br />Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.<br /><br />Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang.<br /><br />Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.<br /><br /><span style="font-style:italic;">“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mngerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini."</span> (QS. Al-Fajr, 89:23-24)<br /><br />Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:<br /><br /><span style="font-style:italic;">“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."</span> (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)<br /><br /><span style="font-style:italic;">“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"</span> (QS. Al-Mu’minuun, 23:115)<br /><br />Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah; namun sayang sudah terlambat.<br /><br />Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:<br /><br /><span style="font-style:italic;">“Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini."</span> (QS. Al-Fajr, 89:23-24)<br /><br />Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia. Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui para Nabi dan Kitab-kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya:<br /><br /><span style="font-style:italic;">“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya."</span> (QS. Ar-Ruum, 30: 8)Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1149565759373811972006-06-06T10:48:00.000+07:002006-06-06T10:49:19.510+07:00Pesan untuk Para Suami<span style="font-style:italic;">M. Joban</span><br /><br />Bila ada surga di dunia itu adalah rumah tangga yang bahagia, rumah tangga yang penuh dengan rasa sakinah, mawaddah dan rahmah. Dan bila ada neraka di dunia itu adalah rumah tangga yang hancur, suami istri saling menyalahkan, curiga, tidak saling mencintai dan jauh dari rasa sakinah mawaddah dan rahmah.<br /><br />Saya awali pesan ini dengan menggambarkan kedua hal di atas. Dengan menikah Anda tidak saja mendapatkan seorang istri, tetapi Anda mendapatkan seluruh dunia. Sebagaimana kita ingat rasul bersabda bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri sholihah. Yang akan menjadikan rumah kita bak surga, baiti jannati. Sejak pernikahan ini, mulai saat ini sampai akhir hayat Anda insya Allah, istri Anda akan menjadi mitra, patner dan sabahat terbaik.Dengan dialah, Anda berbagi berbagai kejadian, melewatkan hari dan tahun bersama. Dengannya lah Anda berbagi suka, duka, impian, harapan dan juga kecemasan. Ketika Anda sakit, dialah yang akan merawat, ketika Anda memerlukan pertolongan dia akan mengupayakan semua yang dia bisa lakukan bagimu. Ketika Anda berbagi rahasia padanya, dia akan menjaga rahasia itu dengan amanah; ketika Anda perlu nasehat, dia akan memberikan nasehat yang terbaik. Dan dia akan selalu bersamamu.<br /><br />Ketika terbangun di pagi hari, yang pertama mata Anda lihat adalah dia. Dia akan selalu bersamamu, dan jika pada suatu waktu dia tidak ada di sisimu, maka secara emosi dia ada bersamamu. Dia memikirkan, berdoa untuk kebaikanmu dengan sepenuh hati, dan Anda ada dalam pikiran, doa dan hatinya. Ketika Anda tidur di malam hari, terakhir yang Anda lihat adalah dia; dan ketika Anda bermimpi, anda akan melihatnya dalam mimpimu. Kamulah dunianya dan dialah duniamu.<br /><br />***<br /><br />Hubungan antara seorang suami istri merupakan hubungan yang sangat penuh dengan hal yang mengagumkan. Tidak mudah digambarkan dengan kata-kata, betapa rasa cinta, kasih sayang, keintiman, kedamaian serta kesejukan yang ada mengisi hati kedua pasangan manusia.<br />Penjelasan rasional adalah bahwa semua inilah anugerah dari Allah, dan semua itulah kehendak Allah. Dengan semua kuasa dan kehendakNya, Dialah yang menciptakan dan membuat perasaan ini hadir di hati pasangan suami istri.<br /><br />Allah mengingatkan kepada manusia yang mencari keberadaanNya bahwa salahsatu tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia menjadikan rasa kasih dan sayang. Allah berfirman: <span style="font-style:italic;">"Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Diamenciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamucenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapattanda-tanda bagi kaum yang berpikir"</span>. (QS. 30:21)<br /><br />Tetapi hati manusia bukanlah sesuatu yang statis, tetapi sangat dinamis.Perasaan dapat berubah setiap waktu. Dan cinta pun dapat terbang dan hilang.Ikatan pernikahan pun bisa menjadi lemah bila tidak dijaga dengan baik dan kebahagian di dalam rumah tangga pun tidak bisa dijamin akan berlangsung terus. Perlu usaha dari kedua belah pihak suami istri untuk saling menjaga keberlangsungan cinta dan kasih mereka. Ibarat sebuah pohon, tanahnya perludirawat, dijaga dan dipupuk.<br /><br />***<br /><br />Oleh karenanya, inilah sedikit pesan dari saya bagi Anda para suami;<br /><br />Di dunia kita, kita hidup di kehidupan yang sibuk dan melelahkan di kelilingi oleh berbagai macam schedule dan deadline. Bagi pasangan, ini artinya kemungkinan Anda tidak bisa meluangkan waktu bersama-sama dan berada sendiri di tengah-tengah kesibukan kerja dan komitmen tugas. Anda jangan membiarkan hal ini terjadi terus menerus. Cobalah sesekali Anda luangkan waktu untuk melakukan kegiatan secara periodik dengan istri Anda. Ingat rasul juga pernah meluangkan waktunya untuk berlomba lari dengan Aisyah r.a. <br />Keluar dengan istri sesering mungkin, lakukan aktivitas bersama, mengunjungi teman bersama, piknik bersama atau sekedar berbelanja di mall bersama.<br /><br />Selalu jaga romantika dalam hubungan Anda. Kehidupan modern hampir mengubah kita menjadi robot atau mesin teknologi tinggi tanpa emosi. Menunjukkan emosi dan perasaan yang Anda rasakan perlu untuk menjaga ikatan pernikahan terhindarkan dari berkarat, peluruhan. Sebagaimana rasul bersabda untukmenunjukkan rasa kasih dan sayang pada saudara yang kita cintai, "Katakanlah kepadanya kalau engkau mencintai saudaramu," sebuah hadist untuk menunjukkan cinta kepada teman karena ikatan ukhuwah. Terlebih lagi bila istri kita yang terikat dengan ikatan suci pernikahan, nyatakanlah.<br /><br />Jangan meremehkan hal-hal penting yang terlihat kecil, seperti membawakan belanjaannya, memijit bahunya atau membukakan pintu mobil dan sebagainya. Ingatlah bahwa rasul pernah menyediakan kakinya untuk membantu istrinya naik ke atas unta. <br /><br />Usahakanlah untuk menyediakan waktu sholat berjamaah dengan istri.<br />Memperkuat hubungan Anda dengan Allah merupakan jaminan terbaik agar pernikahan Anda akan selalu terjaga kuat. Merasakan kedekatan dan kedamaain dalam hubungan Anda dengan Allah akan terimplikasikan dalam hubungan Anda dengan istri di rumah. Ingatlah bagaimana rasul memberikan apresiasi yang sangat besar bagi pasangan yang bangun malam hari untuk sholat layl (sholat malam/tahajjud) bersama atau seorang istri/suami yang membangunkan pasangannya untuk sholat layl sekalipun dengan memercikkan air di muka pasangannya.<br /><br />Lakukan usaha terbaikmu untuk menjadi terbaik bagi istri dengan kata-kata dan dengan perbuatan. Bicaralah padanya dengan baik, senyum padanya, minta nasehatnya, mintalah pendapatnya, dan luangkan waktu yang berkualitas dengannya dan selalu ingat bahwa rasul bersabda "Yang terbaik diantara kamu adalah terbaik memperlakukan istrinya".<br /><br />Adalah hal biasa yang terjadi dimana pasangan berjanji untuk mencintai dan menghormati istri/suaminya sampai maut memisahkan mereka. Saya percaya bahwa janji ini adalah baik dan sangat baik.<br />Tetapi hal ini tidak cukup. Anda harus mencintai apa yang dicintai istri Anda. Keluarganya, dan hal-hal yang dia cintai harus menjadi kecintaan Anda pula.<br /><br />Tidak cukup pula mencintainya sampai maut memisahkan. Cinta tidak boleh mati dan kita percaya bahwa ada kehidupan akhirat, kehidupan setelah mati. Dan insya Allah, akan dipertemukan kelak di akhirat.<br />Sebagaimana rasul mencintai Khadijah istrinya yang telah menemani beliau selama 25 tahun, beliau terus menerus mencintai khadijah dan mengingatnya. Setelah kematian khadijah beberapa tahun berselang, rasulullah tidak pernah melupakannya bahkan sanak kerabat dan teman khadijah beliau utamakan yang terkadang membuat Aisyah cemburu.<br /><br />Cintailah istri Anda, dan apa yang dicintainya. Cintailah ia tidak hanya sampai maut memisahkan tetapi sampai Anda dikumpulkan bersama kelak di akhirat, insya Allah.<br /><br />Semoga nasehat atau ajakan ini dapat menambah kecintaan Anda dan kecintaan istri Anda.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1149561496177243862006-06-06T09:37:00.000+07:002006-06-06T09:38:16.276+07:00Ketika Cinta Terurai Menjadi PerbuatanKulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu.<br /><br />Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.<br /><br />Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."<br /><br />Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa.<br /><br />Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."<br /><br />Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati...terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata... Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.<br /><br />Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.<br /><br />Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati di sini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.<br /><br />Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti. Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.<br /><br /><span style="font-style:italic;">"Jika kita memiliki kesempatan utk menjadi seseorang yg LUAR BIASA, Kenapa kita memilih utk menjadi biasa-biasa saja? Bukankah hidup ini hanya sekali saja? Pastikan diri kita BERGUNA untuk orang banyak."</span>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1149496831941339852006-06-05T15:37:00.000+07:002006-06-05T15:49:34.623+07:00Sepuluh Wasiat Untuk Istri<span style="font-style:italic;">Nabilah</span><br /><br />Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1.Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat</span><br /><br />Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.<br /><br />Wahai hamba Allah....jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya.<br /><br />Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:"Aku mohon ampun kepada Allah..itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku).."Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:<br /><br />-Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.<br /><br />-Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum'ah.<br /><br />-Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan"(QS. Al Hujurat: 11).<br /><br />-Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda:"Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya"(HR. Muslim).<br /><br />-Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.<br /><br />-Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda:"Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka"(HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).<br /><br />-Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.<br /><br />-Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).<br /><br />-Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">2.Berupaya mengenal dan memahami suami</span><br /><br />Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa -apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah 'Azza Wajalla).<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.</span><br /><br />Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda:"Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya"(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).<br /><br />Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda:"Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali"(HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).<br /><br />Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">4.Bersikap qanaah (merasa cukup)</span><br /><br />Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.<br /><br />Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu 'anhunna.Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu??? Ia berkata pada suaminya:"Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka."<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.<br /></span><br />Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">6.Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.<br /></span><br />Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">7.Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.</span><br /><br />Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu 'anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama:" Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran".(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">8.Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.<br /></span><br />Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">9.Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).</span><br /><br />Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar'I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">10.Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.</span><br /><br />Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya:"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya"(HR. Bukhary dalam An-Nikah).<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">"Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin."</span>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1149481435418423472006-06-05T11:22:00.000+07:002006-06-05T11:23:56.450+07:00Maka Nikmatilah, Karena Ini Pun Akan Berlalu<span style="font-style:italic;">Azimah Rahayu</span><br /><br /><br />Saat di depanmu terhidang nasi sayur tahu tempe, mengapa mesti sibuk berandai-andai dapat makan ikan, daging atau ayam ala resto? Padahal kalau saja kau nikmati apa yang ada tanpa berkesah, pastilah rasanya tak jauh beda. Karena enak atau tidaknya makanan lebih tergantung kepada rasa lapar dan mau tidaknya kita menerima apa yang ada. Maka nikmatilah, karena jika engkau terus mengharap makanan yang lebih enak, makanan yang ada di depanmu akan basi, padahal belum tentu besok engkau akan mendapatkan yang lebih baik daripada hari ini.<br /><br />Saat engkau menemui udara pagi ini cerah, langit hari ini biru indah, mengapa sibuk mencemaskan hujan yang tak kunjung datang? Padahal kalau saja kau nikmati adanya tanpa kesah, pastilah kau dapat mengerjakan begitu banyak kegiatan dengan penuh kegembiraan. Maka nikmatilah, jangan malah resah memikirkan hujan yang tak kunjung tumpah. Karena jika kau tak menikmatinya, maka saat tiba masanya hujan menggenangi tanahmu, kau pun kan kembali resah memikirkan kapan hujan berhenti.<br /><br />Percayalah, semua ini akan berlalu, maka mengapa harus memikirkan sesuatu yang tak ada, namun suatu saat pasti akan hadir jua? Sedang hal itu hanya akan membuat kita kehilangan keindahan hari ini karena mencemaskan sesuatu yang belum pasti.<br /><br />Saat engkau memiliki sebuah pekerjaan dan mendapatkan penghasilan, meski tak sesuai dengan yang kau inginkan, mengapa mesti kesal dan membayangkan pekerjaan ideal yang jauh dari jangkauan? Padahal kalau saja kau nikmati apa yang kau miliki, tentu akan lebih mudah menjalani. Maka nikmatilah, karena bisa jadi saat kau dapatkan apa yang kau inginkan, ternyata tak seindah yang kau bayangkan. Maka nikmatilah, karena bisa jadi saat sudah kau lepaskan, kau akan menyesal, ternyata begitu banyak kebaikan yang tidak kau lihat sebelumnya. Ternyata begitu banyak keindahan yang terlewat tak kau nikmati.<br /><br />Maka nikmatilah, dan jangan habiskan waktumu dengan mengeluh dan menginginkan yang tidak ada. Maka nikmatilah, karena suatu saat, semua ini pun akan berlalu. Maka nikmatilah, jangan sampai kau kehilangan nikmatnya dan hanya mendapatkan getirnya saja. Maka nikmatilah dengan bersyukur dan memanfaatkan apa yang kau miliki dengan lebih baik lagi agar besok menjadi sesuatu yang berguna. Maka nikmatilah karena ia akan menjadi milikmu apa adanya dan hanya saat ini saja. Sedang besok bisa jadi semua telah berganti.<br /><br />Jika hari ini engkau menderita, maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu, jangan biarkan dia pergi, kemudian ketika kau harus lebih menderita suatu saat nanti, engkau tidak sanggup menahannya. Maka nikmatilah rasa sedihmu, dengan mengenang kesedihan yang lebih dalam yang pernah kau alami. Dengan membayangkan kesedihan yang lebih memar pada hari akhir nanti jika kau tak dapat melewati kesedihan kali ini.<br /><br />Dengan menemukan penghapus dosa pada musibah yang kau alami kini. Maka nikmatilah rasa galaumu, dengan betafakkur lebih banyak atas permasalahan yang kau hadapi. Dengan memikirkan kedewasaan yang kan kau gapai atas resah dan galau itu. Dengan kematangan yang akan kau miliki setelah berhasil melewati semua ini. Maka nikmatilah rasa marahmu, dengan kemampuan mengendalikan diri. Dengan memikirkan penggugur dosa yang kan kau dapatkan. Dengan mendapatkan kemenangan atas diri pribadi yang tak semua orang dapat lakukan.<br /><br />Maka nikmatilah, dengan berpikir positif atas apa pun yang kau jalani, atas apapun yang kau hadapai, atas apapun yang kau terima, karena dengan begitu engkau akan bahagia. Maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu jua. Maka nikmatilah, karena rasa puas dan syukur atas apa yang telah kita raih akan menghadirkan ketenteraman dan kebahagiaan. Sedang ketidakpuasan hanya akan melahirkan penderitaan. Maka nikmatilah, karena ini pun akan berlalu. Maka nikmatilah, agar engkau tidak kehilangan hikmah dan keindahannya, saat segalanya telah tiada. Maka nikmatilah, agar tak hanya derita yang tersisa saat semua telah berakhir jua.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1149048750700369362006-05-31T11:11:00.000+07:002006-05-31T11:12:30.966+07:00Kiat Sukses Jadi Orang TuaMenjadi orang tua adalah sesuatu yang menyenangkan tetapi juga membosankan. Jika Anda belum bisa memahaminya, kesalahan terbesar pada anak akan menjadi mempengaruhi kesempatan tumbuh dan berkembang. Sebagian besar orang tua tahu menjadi orang tua itu membutuhkan pengorbanan besar dan kerja keras dengan sedikit kemenangan.<br /><br />Tetapi di balik pengorbanan ada banyak penghargaan, kebanggaan, kehangatan dan kasih sayang yang diberikan anak-anak. Hal terpenting adalah jangan biarkan perilaku yang salah terlibat dalam hubungan dengan mereka.<br /><br />Kadang-kadang orang tua tidak mau ambil pusing dengan melepaskan anak-anak bermain diluar atau membiarkannya asyik di depan televisi. Ini adalah menyia-nyiakan kesempatan untuk membangun hubungan dengan mereka.<br /><br />Berikut beberapa prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk membantu menikmati menjadi orang tua dan memiliki hubungan yang lebih erat dengan anak-anak:<br /><br /> - Berikan penghargaan atas perilaku yang benar dan jangan menghakimi jika berbuat salah. Dengan melakukan ini, Anda akan menanamkan pada anak bahwa perilaku baik dapat diterima sebaliknya tidak.<br /><br /> - Selalu pikirkan sebelum berbicara dengan mereka. Katakan apa yang Anda maksud dan ikuti apa yang dikatakan dengan model peran prilaku yang benar.<br /><br /> - Ketika anak dapat memperkirakan bagaimana Anda bereaksi dalam suatu situasi, ini akan memberikan mereka referensi visual bagiamana mereka harus bersikap.<br /><br /> - Besarkan anak-anak menjadi sukses. Bawa mereka untuk mengerti bahwa sukses itu membutuhkan usaha. Dorong mereka dengan menunjukkan mereka bahwa Anda memiliki keyakinan dan kepercayaan pada mereka.<br /><br /> - Ketika Anda memberitahukan aturan terlebih dahulu, akan lebih mudah mengantisipasi masalah yang mungkin muncul.<br /><br /> - Menghukum atas perilaku yang salah mugkin diperlukan sewaktu-waktu. Tujuannya untuk mengajarkan mereka bagaimana membuat keputusan dan selalu mempertimbangkan kalau ingin berbuat.<br /><br /> - Berikan suasana keluarga yang sehat dan menyenangkan. Tekankan kekuatan Anda dan bicara tentang tujuan Anda. Terima setiap kelemahan orang lain. Ini cara Anda akan belajar membangun kepercayaan dan anak Anda akan datang kepada Anda dengan masalah mereka.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1146111535311592422006-04-27T11:13:00.000+07:002006-04-27T11:18:55.416+07:00Bukti Cinta Allah kepada Hamba-NyaAda dua cinta yang hakiki dan tak pernah luntur, yaitu cinta Allah kepada hamba-Nya dan cinta ibu terhadap anaknya. Namun keduanya memiliki nilai berbeda.<br /><br />Cinta Allah itu adalah cinta yang tidak terbatas. Hakikat dan besarnya tidak bisa dipersamakan dengan kasih sayang siapa pun. Allah SWT berfirman, "Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu." (QS Al-A'raf [7]: 156).<br /><br />Untuk memberikan gambaran kepada umat tentang kasih sayang Allah, Rasulullah mengibaratkan kalau kasih sayang Allah itu berjumlah seratus, maka yang sembilan puluh sembilan disimpan dan satu bagian lagi dibagi-bagi. Yang satu bagian bisa mencukupi seluruh kebutuhan makhluk. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cinta Allah. Ada beberapa bukti nyata-dari banyak bukti-tentang besarnya cinta Allah kepada manusia.<br /><br />Bukti cinta yang pertama adalah diturunkannya Alquran. Allah SWT, Al Khaliq tidak membiarkan kita kebingungan dalam menjalani hidup. Dia menurunkan Alquran sebagai penuntun hidup, agar kita dapat meraih bahagia di dunia dan akhirat. Firman-Nya, "Kitab ini tidak ada keraguan padanya; (merupakan) petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS Al Baqarah [2] : 2).<br /><br />Dalam ayat lain difirmankan pula, "Sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; agar mereka mendapat petunjuk." (QS As-Sajdah [32]: 3).<br /><br />Dr Quraish Shihab mencatat ada tiga petunjuk penting yang diberikan Alquran.<br />Pertama, petunjuk akidah yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan akan kepastian hari pembalasan.<br />Kedua, petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan moral, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun sosial. Ketiga, petunjuk mengenai syariat dan hukum, yaitu dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Mengutus para rasul</span><br />Secara fitrah, setiap manusia membutuhkan teladan yang bisa dijadikan rujukan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah, Allah mengutus para Rasul. Dalam QS Al An'am [6] ayat 48, Allah SWT berfirman, "Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."<br /><br />Inilah bukti kecintaan Allah yang kedua. Dia tidak membiarkan manusia berjalan "sendirian". Dia mengaruniakan "teman terbaik" yang akan menemani manusia menuju jalan kebahagiaan, mengenalkan manusia kepada Tuhannya, sekaligus menjadi model manusia yang sesuai dengan kehendak Allah SWT.<br />Firman-Nya, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS Al Ahzab [33]: 21).<br /><br />Kita yang hidup tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, dapat membuka warisannya berupa hadis dan sunah. Di dalamnya terdapat penjelasan yang rinci tentang semua ajaran Allah. Ajaran yang berisi tentang petunjuk menjalin hubungan dengan Allah (hablum minallah) dan dengan manusia (hablum minannas). Di dalamnya kita juga mendapati gambaran karakter mulia Rasulullah SAW sebagai teladan paling baik.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Diciptakannya alam semesta</span><br />Allah SWT tidaklah menciptakan alam semesta tanpa maksud. Dia menjadikan semua yang ada di bumi dan di langit untuk memenuhi kebutuhan manusia.<br />Difirmankan, Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu, kemudian Dia menuju langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS Al Baqarah [2]: 29).<br /><br />Seluruh potensi yang ada di dalam dan permukaan bumi dihamparkan untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Tidak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak bermanfaat. Nyamuk misalnya. Walaupun menganggu, nyamuk dapat membangkitkan kreativitas manusia, obat nyamuk contohnya. Dengan adanya nyamuk, banyak orang yang tercukupi ekonominya.<br /><br />Allah telah menciptakan alam dengan sangat sempurna, sehingga manusia dapat hidup di dalamnya dengan nyaman. Semuanya telah ditata dengan akurat.<br />Perjalanan siang dan malam, rantai makanan antara makhluk hidup sampai pada lingkungan tempat ia hidup, semuanya telah diatur dengan hukum-Nya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Luasnya ampunan Allah</span><br />Bukti keempat adalah luasnya ampunan Allah SWT. Sebanyak apa pun dosa manusia, Allah pasti akan mengampuni, asalkan ia betul-betul bertobat. Allah SWT telah berjanji dalam Alquran, "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya." (QS Hud [11]: 3)<br /><br />Tangan Allah terbuka setiap saat bagi orang yang mau bertobat. Rasulullah SAW bersabda, "Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat keburukan di siang hari bertobat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat keburukan di malam hari bertobat. (Ini akan terus berlaku) hingga matahari terbit dari arah Barat (HR Muslim).<br /><br />Dia akan mengampuni semua dosa, sekalipun dosanya sepenuh isi bumi, "Wahai manusia, sekiranya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa seisi bumi kemudian kamu bertemu Aku dengan dalam kedaan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apa pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi pula," demikian bunyi sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Memberikan rezeki</span><br />Allah adalah Al Razzaq, Dzat Maha Pemberi Rezeki. Setiap makhluk diberi-Nya rezeki agar mereka dapat hidup dan beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang tidak diberi rezeki, termasuk manusia. Firman-Nya, Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah sebaik-baik pemberi rezeki." (QS Saba [34]: 39).<br /><br />Demikian pula makhluk yang lain. "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)." (QS Hud [11]: 6)<br /><br />Inilah tanda bukti cinta Allah yang kelima. Setiap kita telah diberi bagian rezeki. Yang perlu dilakukan adalah ikhtiar menjemput rezeki itu. Allah memberi kasih sayang-Nya yang tak terbatas agar kita bersyukur. Dan syukur yang paling utama adalah mengabdi dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Wallahu a'lam.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1146111175917202102006-04-27T11:12:00.000+07:002006-04-27T11:12:56.060+07:00Teman atau Teman Sejatikah Anda?Seorang teman tidak pernah melihat kita menangis<br />Teman sejati merelakan bahunya basah oleh air mata kita<br /><br />Seorang teman mungkin tidak tahu nama orang tua kita<br />Teman sejati menyimpan nomor handphone orang tua kita di phone booknya<br /><br />Teman kita akan membawa sebotol anggur pada pesta di rumah kita<br />Teman sejati sibuk membantu kita mempersiapkan pesta dan pulang setelah membantu membereskan rumah<br /><br />Seorang teman mungkin marah jika tidurnya terganggu oleh telepon kita<br />Teman sejati akan bertanya mengapa Anda lama tak menelponnya<br /><br />Seorang teman akan mendengarkan curhatan Anda<br />Teman sejati akan membantu Anda menyelesaikan masalah Anda<br /><br />Seorang teman yang berkunjung ke rumah Anda akan bersikap seperti tamu<br />Teman sejati akan mengambil minumnya sendiri<br /><br />Seorang teman menganggap pertemanan berakhir setelah selisih paham<br />Teman sejati akan menelpon Anda setelah Anda dan dia bertengkar<br /><br />Seorang teman berharap Anda selalu ada untuknya<br />Teman sejati berharap selalu ada untuk Anda.<br /><br />List tersebut bisa Anda tambahkan sendiri.<br /><br />Uraian ini bukan untuk mengecilkan arti seorang teman, selama kita merasa fun dalam bergaul tak ada ruginya menambah banyak teman. Tetapi kita bisa menjadi seorang teman sejati ; <br />seseorang yang bisa diandalkan oleh teman<br />Ada di sampingnya saat ia merasa down<br />Mencoba menyemangati<br />Menyediakan waktu untuk mendengarnya berkeluh kesah di telepon jam tiga pagi.<br /><br /><br />So, hanya teman atau teman sejatikah Anda?Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1146110830539758862006-04-27T11:06:00.000+07:002006-04-27T11:07:11.330+07:00Meraih Kemuliaan Manusia<span style="font-style:italic;">Drs. ASEP SALAHUDIN, M.A.</span><br /> <br /> DARI sekian banyak makhluk Tuhan, nampaknya manusialah yang paling unik dan kompleks. Begitu banyak orang mencoba mengurai sejatinya diri manusia, namun pada saat yang sama betapa tidak sedikit sisi gelap yang belum terbongkar. Satu sudut tersibak, sudut lain tetap diliputi selaput kabut misteri sebagaimana ditulis Dr. A. Carrel dalam Man the Unknown.<br /> <br /> Tidak terhitung para filsuf menjadikan hakikat persoalan manusia sebagai objek kajiannya. Ada yang sampai pada kesimpulan bahwa hakikat manusia itu adalah roh (Hegel), yang lainnya menyebut kebutuhan materi (Mark), estetis, etis, dan religius (Kierkegaard), kebebasan (Sartre), cinta kasih (Levinas), keterlemparan (Heidegger), absurditas (Camus), kebersamaan (Gabriel Marcel), dan jauh ke belakang para filsuf Yunani juga berpikir untuk menjawab apa dan siapa manusia itu?<br /> <br /> Alquran adalah kitab suci yang salah satu temanya bahkan sebagian besarnya mengangkat seputar manusia. Bahkan kalau kita telisik istilah manusia diwadahi dalam ungkapan yang beragam dengan muatan makna yang berlainan seperti insan, ins, nas atau unas, basyar Bani Adam dan Dzurriyat Adam.<br /> <br /> Alquran juga sempat menyinggung bahwa keunikan manusia salah satu faktornya adalah karena dalam dirinya tersimpan satu potensi ketuhanan yaitu roh-Nya yang ditiupkan sejak ajali di mana tidak ada satu pun makhluk yang dapat mengungkap arti hakikat roh itu sendiri.<br /> <br /> Manusia juga adalah makhluk yang dengan akal dan hatinya memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya dengan segala konsekuensi yang harus ditanggungnya. Dalam dirinya mengalir dua unsur yang bertentangan, kebaikan dan keburukan. Fa alhamaha fujuraha wa taqwaha. Dua unsur yang memungkinkannya dapat terbang melampaui keagungan malaikat, namun juga tidak menutup kemungkinan bisa lebih dungu dari ternak sekali pun.<br /> <br /> Manusia dengan kreativitasnya mampu membangun peradaban yang luhur dan mengagumkan. Namun ulah manusia juga yang seringkali peradaban itu hancur luluh lantak karena perilaku dan sepak terjangnya yang melewati batas.<br /> <br /> Alquran banyak merekam berbagai model manusia terbentang mulai dari yang telah mencapai tahap kesempurnan rohaniah seperti para Nabi, syuhada (orang-orang yang mati syahid membela kebenaran), dan orang saleh sampai orang-orang yang terperosok menjadi sampah sejarah dari berbagai kalangan dan profesi seperti Fir'aun, penguasa (namrudz), ekonom (karun), politisi (haman), dsb.<br /> <br /> Mengabadikan perjalanan sebuah bangsa sampai ketika bangsa itu harus mengalami nasib akhir yang mengenaskan ditimpa berbagai malapetaka yang tak tertanggungkan seperti yang di alami kaum Ad, Tsamud, Madyan, dst.<br /> <br /> Alquran mengangkat semua itu dengan satu maksud, agar kita sekarang ini dapat memetik pesan moralnya, "Sesungguhnya pada yang demikian itu merupakan pesan moral (ibrah) bagi orang yang memunyai penglihatan tajam" (QS. an-Nur/24: 44), "Maka ambillah 'ibrah wahai yang punya penglihatan" (QS. al-Hasyr/59: 2). Sejarah menanamkan kesadaran kepada diri setiap kita tentang keharusan tidak jatuh dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.<br /> <br /> Dalam ayat yang betebaran kita diseru untuk melakukan perjalanan di muka bumi. Qul siru fil ardli. Sebuah idiom menarik yang lagi-lagi menekankan kepada kita tentang makna penting mengambil pelajaran dari jalannya sejarah masa silam. Sebuah perjalanan untuk mengaca diri kepada mereka yang telah berlalu.<br /> Perintah berjalan untuk melakukan kesaksian ihwal kepastian sunatullah bahwa tindakan yang keliru hanya akan berujung pada kehancuran dan penyesalan yang mungkin terlambat apabila tidak lekas taubat, "apakah mereka tidak pernah bepergian di muka bumi ini, supaya hatinya tersentak memikirkan kemusnahan itu atau mengiang di telinganya untuk didengarkan? Sebenarnya yang buta itu bukan mata, melainkan hati yang ada di dalam dada" (QS. al-Haji/22: 46)<br /> <br /> Belajar dari sejarah sama pentingnya dengan belajar terhadap diri sebagaimana pernah disinyalir Prof. Fazlur Rahman bahwa pengetahuan sejarah merupakan bagian penting yang didesakkan Alquran di samping dua pengetahuan lainnya yakni pengetahuan mengenai alam dan pengetahuan ihwal jagat dirinya sendiri.<br /> "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di dalam cakrawala dan di dalam diri-diri mereka sendiri sehingga mereka dapat memahami kebenaran. Tidak cukupkah Tuhanmu sebagai saksi terhadap segala sesuatu" (QS. Fushilat/41: 53).<br /> <br /> Dari sini kita dapat melihat dengan jelas bahwa ternyata dalam konsep Alquran, manusia dikatakan manusia acuannya bukanlah sesuatu yang bersifat kebendaan namun semata iman yang kemudian dipantulkan dalam bentuk amal saleh secara optimal (ihsan) (QS. as-Sajdah/32: 7), "...serta lakukanlah ihsan sebagaimana Allah telah melakukan ihsan kepadamu, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang membuat kerusakan" (QS. al-Qashash/28: 77), sungguh-sungguh, dan tidak pernah bersikap setengah-setengah sebagaimana sifat Allah ketika menciptakan seluruh alam ini, "Seni ciptaan Allah yang membuat dengan teliti segala sesuatu..." (QS.an-Naml/27: 88).<br /> <br /> Kesadaran-kesadaran rohaniah ini dapat diperoleh minimal melalui tiga pintu masuk tadi, terus menerus mengaca dan membaca diri, dengan cermat belajar dari sejarah dan yang ketiga melalui renungan terhadap alam semesta.<br /> <br /> Dengan cara seperti ini maka kemanusiaan kita akan menampakkan grafik yang menaik. Kita berhak mengaku sebagai manusia. Jika tidak, maka dalam tilikan Allah kita tak lebih adalah binatang atau malah lebih dungu. Ulaika kal an'ami bal hum adhall.<br /> <br /> Kalau tempo hari Filsuf Modern Rene Descartes menyerukan bahwa berpikir yang merupakan hakikat kemanusiaan sehingga aku berpikir oleh karena itu aku ada. Cogito ergo sum. Keberadaan manusia" (mode of existence) dalam Islam, sekali lagi, diacukan kepada amal salehnya. Manusia ada karena amal saleh.. Dalam ajaran Islam berpikir saja tidak cukup tapi harus juga diiringi dengan bekerja, bahkan iman (amanu) saja tidak memadai sekadar pengakuan verbal (QS. al-Maidah/5: 41) tapi musti diiringi dengan perbuatan baik (QS. al-Araf/7: 42, Yunus/10: 4, al-Ra'd/13: 29). Iman tidak sekadar mengental dalam hati dan diikrarkan lewat lisan tapi juga bagaimana iman itu menjadi energi yang aktif menggerakkan manusia untuk terlibat dalam tanggung jawab kesejarahan.<br /> <br /> Alquran dengan jelas menyatakan bahwa seorang mukmin adalah figur yang harus menebarkan kasih kepada yang lain (QS. al-Fath/48: 29), melakoni hidup dengan penuh kerendahan hati (QS. al-Furqan/25: 63), pemaaf (QS. al-Araf/7: 199), santun kepada sesama (QS. al-Fath/48: 29), dan memaafkan kesalahan orang lain (QS. al-Baqarah/2: 109) bahkan dalam keadaan marah (QS. al-Syura/42: 37).<br /> <br /> Dalam ungkapan Jalaludin Rumi:<br /> Aku sudah muak dengan binatang buas<br /> Dan binatang lain;<br /> Yang kuinginkan hanyalah manusia<br /> Insanan arzust!<br /> <br /> Penulis, Ketua DKM al-Ikhlas Jl. Gitar Turangga/ Pembantu Dekan I Fak Syariah IAILM.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1146110187240340842006-04-27T10:56:00.000+07:002006-04-27T10:56:27.796+07:00Bilal<span style="font-style:italic;">karang smi 05</span><br /><br />Bilal<br />Budak belian yang berbadan legam<br />tak lebih berharga dari seekor keledai<br />berselimut padang pasir<br />beratap terik mentari<br /><br />Bilal<br />Sampai saatnya datang hidayah<br />hingga siksa penguasa kamu anggap sebagai ganjaran<br />jiwa mu tak terbeli oleh lata dan uza<br />langkah mu telah terpatri oleh berkah<br /><br />Bilal<br />Jiwa mu telah terpaut oleh kerinduan hakiki<br />hingga sebening mata air zam zam<br />suara adzan mu dirindukan siapa saja<br />hingga memantul pada setiap dinding sorga<br /><br />Bilal<br />Sebuah perjalanan yang kekal<br />langkah mu menumbuhkan inspirasi<br />jejak kaki mu bertahta emas<br />sebidang istana di sorga menanti mu<br /><br />Bilal<br />Insya Allah<br />kami menapak tilas langkah mu<br />amin<br /><br /><br />(sebaik baiknya kata adalah kitab Allah)Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1143011155438752182006-03-22T14:04:00.000+07:002006-03-22T14:05:55.676+07:00Puisi Untuk Bunda<span style="font-style:italic;">Bidang Kewanitaan DPP PKS</span><br /><br />Dalam setiap irama tubuhmu kau selalu menyapa<br />Dalam kepenatan yang tak pernah terbisikkan kau selalu mendekap<br />Dalam kerinduan yang sangat kau tak pernah ingin lepas dariku<br /><br />Usiaku kini telah berubah<br />Aku bukan lagi gadis kecil<br />Kaulah yang telah membentuk jiwa mentah ini<br />Kaulah yang telah mengelola emosi labil ini<br />menjadi lokomotif kemajuan<br />Kaulah yang selalu memberiku keberuntungan<br />dengan nasihatmu kala malam telah larut<br />dan gerbang mimpi siap menghampiriku<br /><br />Kala yang lain terlelap<br />Kutahu kau tak pernah terlena<br />Pikiran, hati, jiwa, dan emosiku selalu bekerja demi masa depanku<br />Kau selalu berpacu dengan waktu<br />Karena kau yakin, tanpa itu bisa jadi<br />aku terlindas oleh jaman yang semakin keras<br /><br />Kaulah pengantar luasnya pengetahuanku<br />Kala wadah kosa kataku hanya bagai tetesan air<br />Kaulah yang memenuhinya hingga menjadi sebuah lautan<br />Kaulah bintang berkilauku<br />Yang tak akan pernah terlupakan<br />oleh rangkaian huruf cahaya sejarah peradaban manusia<br /><br />Andai aku bisa, bunda<br />Kan kubalas segenap cinta dan kasihmu<br />Andai aku mampu, bunda<br />Kan kupersembahkan seterang kilauanmu,<br />sehangat dekapanmu, setulus kasihmu,<br />dan sebijak nasihatmu<br /><br />Kutahu, bunda<br />Tanganmu tak pernah lepas berharap untukku<br />dalam setiap do'a yang kau panjatkan<br />Kutahu bunda<br />Senyummu selalu menyapa dalam setiap kata cinta<br />yang keluar dari lisanmu<br />Kutahu bunda<br />Mata hatimu selalu terjaga dalam setiap derapku<br /><br />Ya Allah<br />Kutengadahkan tanganku berharap<br />kau membahagiakannya sepertiku kini<br />Ya Rabbi<br />Kumemohon berilah bunda mimpi yang selalu indah<br />Ya Rabbul Izzati<br />Kuberharap padaMu anugerahkan bunda kecupan hangat<br />Seperti yang selalu ia berikan padaku saat aku terbangun di pagi hari<br />Ya Illahi<br />Sejahterakanlah bunda<br /><br />Bunda, pelangi dan matahariku<br />Hari ini kuhaturkan dengan tulus padamuFaisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1143008119776359392006-03-22T13:10:00.000+07:002006-03-22T13:17:27.926+07:00Para Ibu Yang Diabadikan<span style="font-style: italic; font-family: arial;">Dr. Yusuf Qardhawi</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;">Di antara taujih Al Qur'an adalah bahwa Al Qur'an telah meletakkan di hadapan orang-orang yang beriman (laki-laki atau wanita) berbagai contoh teladan dari para ummahat shalihat, yang mempunyai pengaruh dan peran penting di dalam sejarah keimanan.</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;">Di antaranya adalah ibu dari Nabi Musa yang memenuhi seruan wahyu Allah dan llham-Nya, lalu melemparkan buah hatinya ke dalam lautan dengan penuh ketenangan dan percaya penuh terhadap janji Rabb-nya. Allah berfirman:</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;"> "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikan kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para Rasul." (Al Qashash: 7)</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;">Dan ibunya Maryam yang bernadzar ingin mempunyai anak yang ikut membebaskan "Baitul Maqdist" karena Allah, bersih dari segala bentuk kemusyrikan atau 'ubudiyah kepada selain-Nya. Ia berdoa agar Allah berkenan menerima nadzarnya itu, Allah SWT berfirman:</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;"> "(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernadzar kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis), Karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Ali 'Imran: 35)</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;">Maka ketika anak yang baru lahir itu ternyata perempuan di luar harapan yang diinginkan, ia tetap dalam kesetiaan untuk memenuhi nadzarnya, sambil memohon kepada Allah SWT agar Allah melindunginya dari segala keburukan, Allah SWT berfirman:</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;"> "Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari syetan yang terkutuk." (Ali 'Imran: 36)</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;">Maryam puteri Imran itu adalah Ibunya Al Masih yang telah dijadikan oleh Al Qur'an sebagai lambang kesucian dan ketaatan kepada Allah serta meyakini kalimat-kalimat-Nya. Allah SWT berfirman:</span><br /> <br /> <span style="font-family: arial;"> "Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat." (At-Tahrim: 12)</span>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1138945614164213692006-02-03T12:40:00.000+07:002006-02-03T14:42:14.290+07:00Fatimah Az Zahra RAPuteri Kesayangan Muhammad SAW<span style="font-family: arial;font-size:100%;" ></span><span style="font-family: arial;font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;color:#000000;" >Dari berbagai sumber</span><br /></span><span style="font-family: arial;font-size:100%;" ><br />''Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah membahagiakanku.'' (Al Hadis) Di kalangan suku Quraisy, Fatimah dikenal fasih dan pintar. Ia meriwayatkan hadis dari ayahnya kepada kedua putranya Hasan dan Husein, suaminya Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Ummu Salamah, Salma Ummu Rafi', dan Anas bin Malik.</span><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kata 'Fatimah' berasal dari suku kata 'Fathama' yang berarti menyapih atau menghentikan atau menjauhkan. Sebuah riwayat <i>marfu'</i> menyebutkan, dinamakan 'Fatimah' karena Allah Ta'ala menjamin menjauhkan putri bungsu Nabi SAW berikut seluruh keturunannya dari neraka. Riwayat ini diketengahkan oleh al Hafidz ad-Dimasyqi. Sementara riwayat versi an-Nasa-i menyebutkan bahwa Allah Ta'ala akan membebaskan Fatimah beserta orang-orang yang mencintainya dari neraka.</span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Fatimah juga disebut <i>al-Battul</i> yang berarti memisahkan, karena kenyataannya ia memang terpisah atau berbeda dari wanita-wanita lain sesamanya, baik dari segi keutamaan, agama dan kecantikannya. Ada yang mengatakan, karena ia memisahkan diri dari keduniaan untuk mendekat kepada Allah Ta'ala.</span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Fatimah Az-Zahra sangat terkenal di dunia Islam, karena hidup paling dekat dan paling lama bersama Nabi Muhammad SAW. Dari dialah keturunan Nabi Muhammad berkembang yang tersebar di hampir semua negeri Islam. Di kalangan penganut syiah, dia dan Ali bin Abi Thalib dianggap sebagai <i>ahlulbait</i> (pewaris kepemimpinan) Nabi Muhammad SAW.</span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Fatimah dilahirkan di Makkah pada 20 Jumadil Akhir, 18 tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah atau di tahun kelima dari kerasulannya. Dia adalah putri bungsu Nabi Muhammad SAW setelah Zainab, Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Saudara laki-lakinya yang tertua Qasim dan Abdullah, meninggal dunia pada usia muda.</span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Setahun setelah hijrah, Fatimah dinikahkan dengan Ali bin bi Thalib. Banyak yang ingin menikahinya kala itu. Maklum saja, selain rupawan, ia adalah perempuan terhormat, anak Rasulullah SAW. Dia pernah hendak dilamar oleh Abu Bakar dan Umar, keduanya sahabat Nabi Muhammad SAW, namun ditolak secara halus oleh Rasulullah SAW. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Sementara itu, Ali tidak berani melamar Fatimah karena kemiskinannya. Namun Nabi Muhammad SAW mendorongnya dengan memberi bantuan sekadarnya untuk persiapan rumah tangga mereka. Maskawinnya sebesar 500 dirham (10 gram emas), sebagian diperolehnya dengan menjual baju besinya. Nabi Muhammad SAW memilih Ali sebagai suami Fatimah karena ia adalah anggota keluarga yang sangat arif dan terpelajar, di samping merupakan orang pertama yang memeluk Islam. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Dari perkawinan Fatimah dan Ali, lahirlah Hasan dan Husein. Keduanya terkenal sebagai tokoh syiah yang meninggal terbunuh di Karbala. Tak lama kemudian lahir berturut-turut: Muhsin serta tiga orang putri, Zaenab, Ummu Kaltsum, dan Ruqoyyah. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kehidupan rumah tangga Fatimah sangatlah sederhana, bahkan sering juga kekurangan. Beberapa kali ia harus menggadaikan barang-barang keperluan rumah tangga mereka untuk membeli makanan, sampai-sampai kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada seorang Yahudi Madinah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Namun demikian, mereka tetap bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Fatimah adalah putri kesayangan Rasulullah SAW. Suatu waktu Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan kepada Ali, ''Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah membahagiakanku.'' Ini dikatakan oleh Rasulullah SAW sehubungan dengan keinginan seorang tokoh Quraisy untuk menikahkan anak perempuannya kepada Ali. Ali tidak menolak tetapi segera dicegah oleh Rasulullah SAW. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Sikap Nabi Muhammad SAW semakin keras ketika Abu Jahal manawarkan anak perempuannya kepada Ali. Nabi Muhammad SAW mengatakan, ''Ceraikan dulu Fatimah jika Ali berniat untuk menikahkannya.'' Ini merupakan bukti kuat akan kecintaan Rasulullah SAW kepada putri bungsunya ini. Memang Nabi Muhammad SAW sangat sayang kepada Fatimah. Sewaktu Nabi Muhammad SAW sakit keras menjelang wafatnya, Fatimah tiada hentinya menagis. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Nabi Muhammad SAW memanggilnya dan berbisik kepadanya, tangisannya semakin bertambah, lalu Rasulullah SAW berbisik lagi dan dia pun tersenyum. Kemudian hal tersebut ditanyakan orang kepada Fatimah, dan dia menjawab bahwa dia menagis karena ayahnya memberitahukan kepadanya bahwa tak lama lagi sang ayah akan meninggal, tapi dia tersenyum karena seperti kata ayahnya, dialah yang pertama akan menjumpainya di akhirat nanti. </span></p><span style="font-family: arial;font-size:100%;" > </span><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Fatimah meninggal tak sampai selang setahun dari ayahnya. Diriwayatkan dari Aisyah RA, ''Fatimah wafat setelah enam bulan ayahnya, Rasulullah SAW, tepatnya pada hari Selasa bulan Ramadlan tahun 11 Hijriyah. Fatimah RA wafat dalam usia 28 tahun. Merasa ajal seudah dekat, dia membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, Asma bin Abi Thalib. Dia meninggal dengan satu pesan; hanya Ali, suaminya, yang boleh menyentuh tubuhnya.'' Fatimah adalah seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam. Dia adalah tokoh wanita dalam bidang kemasyarakatan, orangnya sangat sabar dan bersahaja, dan akhlaknya sangat mulia.<br /></span></p>Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1138335033897592292006-01-27T11:08:00.000+07:002006-01-27T11:10:34.076+07:00Apa Yang Dibutuhkan Anak Dari Orang Tua?Salah satu ketakutan anak-anak saat ini dari orang tua mereka adalah menjadikan urusan anak sebagi pekerjaan temporer. Saat ini semakin jarang orang tua yang mau menghabiskan wakunya bersama-sama keluarga sebagai akibat kesibukan pekerjaan, misalnya.<br /><br />Akibatnya kita seringkali terfokus pada perilaku anak-anak dan tidak pada perilaku yang kita miliki.Mengapa tidak melihat perilaku anda dari persfektif anak-anak? Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap 100.000anak-anak, apa yang mereka paling inginkan dari orang tua mereka?<br /><br />Berikut 10 jawaban yang dapat dijadikan evaluasi bagi para orang tua:<br /><span style="font-weight: bold;"><br /> - Anak-anak ingin orang tua mereka tidak bertengkar didepan mereka</span><br /> Anak-anak cenderung melakukan apa yang orang tuanya lakukan, tidak pada apa yang mereka katakan. Bagaimana anda mengatasi perbedaan ini? Apakah anda tidak setuju anak melihat pertengkaran anda menyerang oranglain atau mempertahankan diri sendiri? Hati-hati apabila orang tua melakukannya, kemudian anak-anak akan belajar bagaimana mengatur marah dan menyelesaikan konflik dengan cara yang orang tua contohkan.<br /><span style="font-weight: bold;"><br /> - Anak-anak ingin orang tua memperlakukan setiap anggota keluarga sama</span><br /> Memperlakukan anak sama bukan berarti memperlakukan mereka sama rata. Setiap anak memiliki keunikan dan masing-masing membutuhkan kasih sayang dan pengertian yang sama. Evaluasi hubungan orang tua dengan setiap anak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang jujur</span><br /> Pernah anda para orang tua mengatakan sesuatu yang tidak jujur pada anak-anak? Orang tua mungkin tidak menyadari apa yang ia tengah contohkan pada anak-anaknya. Apakah orang tua mengatakan apa yang ia maksud adalah apa yang ia katakan?<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang toleran pada orang lain</span><br /> Ketika orang tua toleran pada orang lain, anak-anak akan belajar sabar dengan siapa aja yang berbeda dengan mereka. Dalam cara apa orang memberi contoh toleransi pada anak?<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang ramah pada teman-teman mereka ketika berkunjung ke rumah</span><br /> Jika pengelompokan terjadi di rumah, kemudian orang tua akan tahu dimana anak-anak berada. Pererat kebijakan pintu terbuka dan mengenal teman-teman mereka.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang membangun semangat bersama dengan anak-anak</span><br /> Ketika anak-anak masuk dalam usia remaja, orang tua yang memperat semangat bersama akan memiliki pengaruh lebih besar pada anak mereka.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang mau menjawab pertanyaan anak</span><br /> Pernahkah orang tua merasa bersalah ketika mengatakan, "sekarang ayah/ibu sibuk, kita bicaranya nanti saja." Kemudian nanti juga tidak pernah. Sisihkan waktu untuk menjawab pertanyaan anak dan ketika orang tua tidak mengetahui jawaban, akui dan menawarkan untuk mencari jawabannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang menanamkan disiplin ketika dibutuhkan tetapi tidak dihadapan orang lain</span><br /> Jangan menanamkan disiplin dihadapan orang lain terutama teman-temannya. Anak-anak menginginkan batasan tetapi jorang tua harus tahu kepan dan dimana menanamkan disiplin.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang konsentrasi pada hal yang baik alih-alih sesuatu yang lemah</span><br /> Lihat anak-anak sebagai puzzle potongan gambar yang tidak komplit dan konsentrasi pada membangun menjadi gambar yang indah alih-alih menghilangakn potongan gambar tersebut. Buat daftar kelebihan-kelibihan anak anda dan cari waktu yang tepat untuk menunjukkanya pada mereka.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"> - Orang tua yang konsisten</span><br /> Orang tua seringkali tidak konsisten tetapi berusahalah untuk konsisten. Keadaan tidak konsisten dapat merusak anak-anak. Anak-anak harus tahu cinta dan batasan anda konsisten sehingga akan muncul rasa percaya pada orang tua.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1138333102108637942006-01-27T10:25:00.000+07:002006-01-27T10:38:22.400+07:00Nakalnya Anak - Anak<span style="font-style: italic;">Hana</span><br /><br /> Suatu hari seisi rumah dikejutkan oleh suara teriakan nyaring dari mulut seorang anak yg paling kecil di rumah itu<br /><br /> Anak : "aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.."teriaknya yg tanpa dosa sudah membuat onar seisi rumah<br /><br /> Mama : "ade..! kenapa kamu teriak-teriak..?!" tegur mama yg sudah berlari ke luar dari kamar ingin melihat ada apa dengan buah hatinya.<br /><br /> Anak : "Ade teriak pake mulut ade sendiri, ade enggak pinjam mulut mama..?!" bantahnya sambil memonyongkan mulut kecilnya<br /><br /> Mama : "ooohh..gitu..?ya sudah..kamu teriak lagi yg keras, tapi awas..?!mama nda mau suara kerasmu itu masuk ketelinga mama..?! gangguin telinga mama aja..?!" mulai mama berargumen dengan anaknya yg selalu cari perhatian<br /><br /> Anak : " mama punya tangan..?!tutup aja telinga mama sama tangan mama sendiri, kalau enggak mau denger teriakan ade..?!" mulai anak mencari gara2<br /><br /> Mama : "Enak aja..kamu buat kerjaan mama lagi ya..?kamu nda lihat..tangan mama lagi dipake nulis sama mama..?atau kamu yg tutupin telinga mama sama tangan kamu, karena kamu yg pingin teriak kan..?tapi awas..kalau sampai teriakan kamu masih masuk ke telinga mama..?!" jawab mama mulai masuk ke logika anaknya dan langsung buat anak terdiam<br /><br />--------------------<br /><br /> Hampir tiap hari sang mama selalu mendengar cerita2 dari sekolah anak2nya<br /><br /> Anak : "Ma..kayanya pak Ramli guruku itu banci dech ma..?" cerita anaknya yg tertua<br /><br /> Mama : "Emang..kamu tahu dari mana kalau pak Ramli itu banci..?" Tanya mama sambil merhatiin wajah anaknya dgn menyelidik<br /><br /> Anak : "hmm..itu mah..kalau lagi ngomong..tangannya pasti begini-begitu dech..?" ceritanya lagi sambil menirukan gaya banci yg biasa dilihat di TV<br /><br /> Mama : "ooohh..emang kalau banci.tangannya begini-begini ya..?" jawab mama sambil mengikuti gaya anak sebelumnya<br /><br /> Anak : "hehehe..enggak juga sich..ma..?tapi aneh aja lihat gayanya kaya tessy..?" jawab anak sambil tersenyum2 merhatiin mamanya yg sudah melotot<br /><br /> Mama : "lagi pula..kalau pak ramli banci, apa dia rugiin kamu..?" Tanya mama yg mulai berargumen sama anaknya yg besar<br /><br /> Anak : "nda sich ma..?" jawab anak yg mulai tertunduk sambil menahan senyum2<br /><br /> Mama : "masih mending pak ramli..walau disangka banci, dia masih bisa jadi guru..?lha kamu apa..?" Tanya mama lagi dan membuat anak terdiam<br /><br />--------------------<br /><br /> Tiba2 mama dikejutkan oleh anaknya yg lari masuk kamar memanggil mamanya<br /><br /> Anak : "mama..beliin ade mainan di tukang mainan itu dong..?!" rengek anaknya yg kecil<br /><br /> Mama : "hari ini mama nda punya uang lebih untuk beliin mainan baru..nanti aja kalau mama sudah punya uang lebih ya..?" jawab mama sambil perhatikan anaknya yg suka protes<br /><br /> Anak : "pokoknya ade enggak mau tahu..?!ade mau mainan itu sekarang..!!" rengek anak lagi yg mulai dengan senjata tangisannya<br /><br /> Mama : "ya..udah beli aja sana..?" jawab mama santai<br /><br /> Anak : "mana uangnya, cepet ma..nanti abangnya keburu pergi..?!" pinta anak yg sudah mulai menarik baju mamanya<br /><br /> Mama : "Lho..emang yg mau beli mainan itu sekarang siapa..?" Tanya mama santai<br /><br /> Anak : "ya..ade lah.."<br /><br /> Mama : "ya..udah pake uang ade dong..?kan yg mau mainan ade dan bukan mama..?"<br /><br /> Anak : "ade kan enggak punya uang..?!pake uang mama dong..?!" jawab anak polos<br /><br /> Mama : "hehe..sama dong..?!mama juga nda punya uang sekarang..?kalau mau pake uang mama..tunggu sampe mama punya uang lagi ya..?" jawab mama sambil senyum2..<br /><br /> Anak : "mama jelek.!!" Protes anak yg memancing mama untuk menggodanya<br /><br /> Mama : "jelekkan ade dong..?kan ade keluar dari perut mama campur sama kotoran..?" goda mama yg melihat anaknya kesal<br /><br /> Anak : "jelek mama dari nenek..?! mama juga keluar dari perut nenek campur sama kotoran.?!" Teriak anak yg mulai kesal dan hanya membuat mamanya tersenyum2 sendiri<br /><br /> Mama : "yeee..mama kan nda katain nenek jelek..?" jawab mama sambil tertawa2 melihat anaknya yg mulai bingung<br /><br />--------------------<br /><br /> Spt biasa pulang sekolah, pasti ada aja cerita yg disampaikan oleh anaknya yg tertua<br /><br /> Anak : "ma..aku kesal banget sama sherly tadi..?" cerita anak yg terlihat sekali wajah kesalnya<br /><br /> Mama : "hmm..memang si sherly buat apa sama kamu..?" Tanya mama datar<br /><br /> Anak : "tadi si sherly lempar uang untuk pengemis ke comberan..?!mentang2 dia pengemis, emang boleh apa lempar uang begitu..?!mending enggak usah ikasih aja kalau dilempar begitu..?!" kesal anak yg terlihat hampir<br />menangis.<br /><br /> Mama : "lalu..kamu bilang apa sama sherly..?" Tanya mama yg mulai merhatiin wajah anaknya yg mulai ingin menangis<br /><br /> Anak : "aku bilang..sherly kenapa kamu lempar uang itu ke comberan..?! terus jawab sherly..biarin aja, toch.dia Cuma pengemis..?" cerita anak yg akhirnya menangis<br /><br /> Mama : "terus.." Tanya mama yg serius merhatiin anaknya cerita<br /><br /> Anak : "akhirnya uang jajanku aku kasih ke sherly untuk gantiin uang yg dikasih ke pengemis itu..kasihan pengemis itu ma..dia turun ke comberan ambil uang itu..? aku bilang ke sherly..ini uangnya aku gantiin, baru kasih segitu aja pake dilempar..?!" cerita anak sambil terisak karena tangis<br /><br /> Mama : "hmm..harusnya kamu larang pengemis itu untuk ambil uang yg dicomberan, dan uang kamu itu yg kamu kasihkan ke pengemis dan biarkan si sherly yg ambil uang itu ke comberan..?" usul mama sambil menghapus air mata anaknya<br /><br /> Anak : "aku lupa ma..?" isak anak yg menyesali dirinya dan wajahnya sudah dipenuhi oleh air matanya<br /><br />--------------------Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1138330900628327652006-01-27T09:52:00.000+07:002006-01-27T10:01:40.703+07:00Untaian Kata Mutiara<span style="font-style: italic;">KH. A. Mustofa Bisri</span><br /><br />"Semulia-mulianya manusia adalah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat" (Khalifah Abdul Malik bin Marwan).<br /><br />"Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya karena kepandaiannya berkata-kata, tetapi juga perlu dinilai buah fikiran serta tingkah lakunya"<br /><br />"Jembatan menjadi penghubung antara dua buah kampung, perkawinan menjadi penghubung antara dua insan dan anak menjadi penghubung antara ibu dan ayah"<br /><br />"kehidupan kita di dunia ini tidak menjanjikan suatu jaminan yang kekal. Apa yang ada hanyalah percobaan, kesabaran dan pelbagai peluang. Jaminan yang kekal abadi hanya dapat ditemui apabila kita kembali semula kepada Ilahi"<br /><br />"Menjadi manusia merdeka bukan menjadi manusia yang tahu segala, tetapi menjadi manusia yang ketertundukannya kepada semua yang fana tidak melebihi ketertundukan kepada Allah Subhanahu Wata'ala, Laa Ilaha Illallah…"Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1138330012175718532006-01-27T09:39:00.000+07:002006-01-27T09:46:52.430+07:00Hidup sederhana bukanlah hidup dalam kemiskinanSaudaraku yang dikasihi Allah hidup sederhana adalah hidup yang diajarkan Rasulullah SAW. Sudah seharusnya dalam kehidupan kita sehari – hari untuk selalu meneladani gaya hidup ala Rasulullah tercinta. Rasulullah makhluk yang paling mulia dimuka bumi ini adalah sebaik – baik contoh bagi umatnya.<br /><br />Wahai saudaraku yang selalu rindu akan cinta Allah, pemilik jiwa – jiwa yang suci, hidup sederhana bukanlah berarti hidup susah dan senang menderita, tapi hidup yang mengerti mana kebutuhan dan mana keinginan, bukan berarti juga meninggalkan kesenangan dunia, bukan saudaraku…., tapi sadar bahwa setiap kesenangan pasti akan dimintai pertanggung jawaban, kita sering kali lupa bahwa kita akan mempertanggung jawabkan nikmat yang kita terima, seperti :<br /><br />“ <span style="font-style: italic;">Kemudian sungguh, pada hari itu kamu akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu peroleh hari ini ( yang kamu megah – megahkan di dunia itu )</span>". ( QS. Al-Takatsur 102:8)<br /><br />“ <span style="font-style: italic;">Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemewahannya berkatalah orang – orang yang menghendaki kehidupan dunia : “ moga – moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun .Sesungguhnya ia benar – benar mempunyai keberuntungan yang besar.</span>”<br />Berkatalah orang – orang yang di anugerahi ilmu : “ <span style="font-style: italic;">kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang – orang yang beriman dan beramal saleh </span>“. ( QS. Al- Qashash 28 : 79- 80 ).<br /><br />“ <span style="font-style: italic;">Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang menyia – nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya sedikitpun</span>”. (QS. Maryam 19 : 59-60).<br /><br />Ayat diatas menerangkan keadaan orang yang bermegah – megahan dan di sibukkan oleh harta benda dan orang – orang yang mempunyai sifat selalu menuruti hawa nafsunya padahal Allah telah dengan tegas mengatakan :<br /><br />“ <span style="font-style: italic;">Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian</span> “. ( QS. Al – Ashr 103 : 2 )<br /><br />Seperti umar Ibnu Khattab semasa menjabat menjadi khalifah, beliau lebih memilih menyisakan kesenangan untuk hari akhir dari pada kesenangannya sekarang. Umar berlaku demikian karena mencontoh sunah Rasulullah SAW. Ia bercerita: “<span style="font-style: italic;"> Aku pernah minta izin menemui Rasulullah, aku mendapatkan beliau sedang berbaring diatas tikar yang sangat kasar, sebagian tubuh beliau berada diatas tanah, beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam kepadanya dan duduk di dekatnya, aku tidak sanggup menahan tangisku.</span><br /><span style="font-style: italic;">“ Mengapa engkau menangis, hai putra Khattab?” Rasulullah bertanya.</span><br /><span style="font-style: italic;">Aku berkata, “ Bagaimana aku tidak menangis, tikar ini telah menimbulkan bekas pada tubuh engkau. Engkau ini nabi Allah, kekasih-Nya, kekayaanmu hanya yang aku lihat sekarang ini. Padahal di tempat sana, Kisra dan Kaisar duduk diatas kastil emas, berbantalkan sutra”.</span><br /><span style="font-style: italic;">Nabi yang mulia berkata, “ mereka telah menyegerakan kesenangannya sekarang juga, kesenangan yang akan cepat berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita unutk hari akhir kita. Perumpamaanku dengan dunia sepaerti seseorang yang bepergian pada musim panas, ia berlindung sejenak dibawah pohon, kemudian berangkat dan meninggalkannya</span>”.( Hayat al- Shahabah 2: 352).<br /><br />Ingatlah saudaraku, hidup dengan bermegah – megahan hanya akan membuat hati kita menjadi keras, sombong dan akan lebih menjauhkan diri kita dari cinta dan kasih Allah. Kondisi seperti ini adalah seburuk – buruk hati, bukankah Allah sangat membenci sesuatu yang serba berlebih – lebihan?<br /><br />Al Muhasibi berbisik parau : <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Kesederhanaan adalah kemuliaan, kesederhanaan baru bisa terwujud kala kita menyadari bahwa hidup di dunia hanyalah persinggahan dari perjalanan panjang manusia menuju Tuhan</span>.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1138268765917282102006-01-26T16:37:00.000+07:002006-01-26T16:46:10.170+07:00Wanita Lain (The Other Woman)<span style="font-style:italic;">Author Unknown</span><br /><br />Setelah menikah selama dua puluh satu tahun akhirnya kutemukan cara untuk menjaga agar cahaya cinta tetap bersinar.<br /><br />Beberapa waktu yang lalu, aku keluar bersama wanita yang lain dari biasanya. Gagasan itu justru dari istriku sendiri.<br /><br />"Aku yakin kau akan mencintainya," kata istriku.<br />"Tapi aku mencintaimu," protesku.<br />"Aku tahu itu, tapi kau juga akan mencintainya."<br /><br />Sebenarnya wanita yang dimaksud istriku tidak lain adalah ibuku sendiri yang telah menjanda selama 19 tahun. Tuntutan pekerjaan dan tiga anakku membuatku jarang mengunjunginya.<br /><br />Malam itu aku menelepon untuk mengajaknya kencan makan malam dan nonton bioskop.<br /><br />"Ada apa? Kau baik-baik saja, kan?" ibuku balik bertanya.<br /><br />Ibuku termasuk tipe orang yang beranggapan bahwa telepon di larut malam dan undangan mendadak adalah pertanda berita buruk.<br /><br />"Kupikir akan sangat menyenangkan melewatkan waktu bersama Ibu," jelasku. "Hanya kita berdua saja."<br />Dia berpikir sejenak lalu berkata, "Aku setuju dengan rencanamu itu."<br /><br />Jumat itu, setelah kerja, aku meluncur ke rumahnya untuk menjemput. Aku sedikit gelisah. Sesampainya di sana, kuperhatikan dia juga agak salah tingkah. Dia memakai mantel, menunggu di depan pintu. Rambutnya dikeriting dan memakai baju yang dikenakannya di ulang tahun perkawinannya yang terakhir. Dia tersenyum dengan wajah seberseri<br />bidadari.<br /><br />"Aku bercerita kepada teman-temanku bahwa aku kencan dengan anakku. Mereka terkesan," katanya sambil memasuki mobil. "Mereka tidak sabar menunggu cerita pertemuan kita ini."<br /><br />Kami pergi ke restoran yang cukup baik dan nyaman. Ibuku menggandeng tanganku seakan-akan ia adalah istri seorang presiden. Setelah kami duduk, kubaca menu. Mata ibuku hanya bisa melihat tulisan yang tercetak dengan huruf besar.<br /><br />Selama makan kuperhatikan ibu selalu menatapku. Senyuman nostalgia tersungging di bibirnya.<br /><br />"Biasanya, aku yang selalu membacakan menu ketika kau masih kecil," kata ibu.<br />"Sekarang santailah, biar aku yang ganti membaca untuk membalas kebaikan ibu," jawabku.<br /><br />Selama makan malam, kami terlibat dalam pembicaraan yg mengasyikkan. Tidak ada yang istimewa, hanya tentang kejadian-kejadian terakhir dalam kehidupan kami berdua. Kami bicara banyak sampai lupa acara nonton film. Kemudian aku mengantarnya pulang.<br /><br />"Aku akan keluar lagi bersamamu, tapi atas undanganku," kata ibuku.<br />"Kalau kau setuju?"<br /><br />Aku segera menyatakan persetujuanku.<br /><br />Sesampainya di rumah, istriku bertanya, "Bagaimana acara makan malammu?"<br />"Sangat menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan dari yang kubayangkan," jawabku.<br /><br />Beberapa hari kemudian ibuku meninggal dunia karena serangan jantung. Kejadian itu begitu mendadak sehingga aku tidak sempat berbuat apa-apa.<br /><br />Kemudian aku menerima amplop ibuku yang berisi kwitansi tanda lunas dari sebuah rumah makan yang rencananya akan kami kunjungi berdua. Amplop itu juga berisi secarik surat yang berbunyi:<br /><br />"Telah kubayar lunas. Mungkin aku tidak bisa ke sana bersamamu, tapi aku tetap membayar untuk dua orang: untukmu dan istrimu. Kau takkan pernah tahu arti malam itu bagiku. Aku mencintaimu."<br /><br />Saat itu aku baru menyadari betapa pentingnya mengucapkan: "Aku Mencintaimu" dan memberi orang yang kita cintai waktu yang layak diterimanya.<br /><br />Dalam hidup ini tak ada yang lebih penting dari Tuhan dan keluargamu.<br />Luangkan waktu yang layak bagi mereka karena hal itu tak dapat ditunda sampai waktu lain.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1136778056546672002006-01-09T10:37:00.000+07:002006-01-09T10:40:56.766+07:00Perbaiki Persahabatan Yang RetakKesalahanpahaman dapat menganggu dan memutuskan hubungan persahabatan sekalipun persahabatan telah terjalin kuat. Kita semua butuh teman. Teman menjadi orang yang dapat diajak bicara dikala kita punya masalah dengan pasangan, ketika kita memiliki masalah di tempat kerja atau bahkan masalah di rumah sendiri. Teman dapat membantu kita melewati masa-masa sulit, menawarkan kita nasehat, memberikan kenyaman dan mendukung disaat kita lagi dirundung kesedihan.<br /><br />Tetapi memiliki teman yang saling mengerti tidaklah muda dan terkadang kita lupa sebuah persahabatan membutuhkan beberapa perhatian dan kalau tidak, persahabatan bisa memudar dan kadang persahabatan mengalami ketidakseimbangan. Misalnya, satu teman anda hanya bisa berbicara saja atau hanya ingin selalu diperhatikan, dan anda menemukan perasan tidak aman, marah atau terabaikan.<br /><br />Jika anda tidak mampu mengatasi, perasaan ini dapat merusak dan mengancam persahabatan. Tumbuh menjadi kekecewaan dan suatu saat bisa meledak atau anda menghindari dan akhirnya anda akan kehilangan teman baik. <br /><br />Berikut beberapa tips untuk membantu anda mengatur dan memperbaiki hubungan persahabatan yang retak: <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Berbicara</span><br /> Jika anda tidak senang dengan sesuatu yang seorang teman katakan atau lakukan, katakan padanya dengan jelas. Anda harus tahu bahwa reaksi atau kata-katanya memiliki pengaruh pada anda. Ia mungkin akan defensif ketika anda mengatakan tetapi ada juga kemungkinan hal itu menjadi pembuka mata bagi dirinya setidaknya mengerti ketidaksenangan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Ketika anda bertengkar</span><br /> Jika anda berargumen dengan teman sampai terjadi ketegangan, berikan waktu untuk mendinginkan suasana tetapi jangan terlalu lama sebelum anda mengusulkan untuk bertemu minum kopi, nonton film atau aktivitas lain misalnya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tetap berhubungan</span><br /> Anda harus selalu berhubungan dengan teman jika anda ingin menjaga persahabatan tetap hidup. Dan berikut beberapa cara yang perlu dilakukan:<br /><br />- Sering kirim e-mail pada teman-teman anda, sekalipun hanya sebuah catatan singkat lebih baik daripada tidak.<br /><br />- Telepon dan chat minimal sekali seminggu. Percakapan yang singkat lebih baik dari pada tidak sama sekali.<br /><br />- Pergi ke tempat senam, olahraga bersama-sama, atau pergi ke supermarket atau ke pusat kecantikan bersama-sama.<br /><br />- Bertemu dan makan siang bersama atau setidaknya minum kopi minimal sekali dalam satu minggu.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1136538613690928562006-01-06T16:08:00.000+07:002006-01-06T16:10:13.866+07:00Berpikir dan Bertindak Demi Hari Esok<span style="font-style:italic;">Arda Dinata</span><br /><br />Jika Anda lebih menginginkan keberhasilan, Anda dapat memilikinya. Masa depan Anda dapat menjadi lebih cerah daripada semua yang Anda inginkan. Karena cara berpikir Anda mencerminkan cara Anda bertindak. Dan cara Anda bertindak menentukan bagaimana masa depan yang akan terbentang di depan Anda.<br />(Vernon Howard).<br /><br />Pada suatu hari Bahlul sedang berjalan-jalan di sebuah jalan di kota Basrah. Tiba-tiba, ia melihat anak-anak tengah bermain dengan buah kemiri dan pala. Namun, di sana ada seorang anak yang hanya menonton teman-temannya sambil menangis. Bahlul menghampirinya dan berkata dalam hati, "Anak ini bersedih karena tidak memiliki mainan seperti yang dimiliki oleh anak-anak yang lain." Kemudian Bahlul berkata kepadanya, "Anakku, mengapa kamu menangis? Maukah aku belikan buah kemiri dan pala, sehingga kamu dapat bermain dengan teman-temanmu?"<br /><br />Anak itu menatap Bahlul, lalu menjawab: "Hai orang yang kurang cerdas, kita diciptakan bukan untuk bermain-main." "Lalu untuk apa kita diciptakan?" tanya Bahlul.<br />Anak kecil itu menjawab, "Untuk belajar dan beribadah." Bahlul bertanya lagi, "Dari mana kamu memperoleh jawaban itu? Kiranya Allah memberkatimu".<br /><br />Dia menjawab, "Dari firman Allah dalam QS Al-Mu'minun ayat 116, Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakanmu untuk bermain-main dan bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"<br /><br />Kisah antara Bahlul dan seorang anak itu, memberikan pelajaran bagi siapa pun. Bahwa manusia diciptakan untuk belajar dan beribadah. Demikian pula halnya dengan kehidupan berkeluarga. Kita tentu semata-mata harus membangunnya di atas dasar koridor belajar dan beribadah kepada Allah.<br /><br />Betul, kalau setiap anak itu butuh bermain dalam hidupnya. Namun, tentu bermain yang mengandung dan mengarahkan si anak kepada proses belajar membangun aktivitas beribadah kepada Allah SWT. Apalagi, saat ini di sekitar kita begitu banyak tersebar aneka fasilitas dan informasi bermain yang ditawarkan pada anak-anak. Yang kadangkala kalau orang tua tidak hati-hati, permainan itu tidak islami dan bisa merusak akidah anak kita.<br /><br />Di sinilah, barangkali perlunya peran serta dan kemampuan pola kebijakan orang tua dalam memilih teman bermain anak-anaknya. Dan sebenarnya, inti dari belajar itu adalah berpikir dan bertindak. Bukankah, perilaku yang diperbuat oleh tiap manusia, semata-mata diawali dari sebuah niat dan pola pikir dalam hati dan akalnya. Untuk itu, tiap orang tua dituntut agar niat dan akal anak-anaknya harus ditata dan dibina dengan baik agar melahirkan perbuatan yang dapat menjadi bekal dan penyelamat dalam menyongsong masa depannya.<br /><br />Jadi, berpikir dan bertindak ini jelas-jelas akan menjadi kunci keberhasilan dari apa-apa yang kita inginkan, termasuk dalam pembentukan keluarga sakinah. Dalam hal ini, Vernon Howard mengungkapkan, jika Anda lebih menginginkan keberhasilan, Anda dapat memilikinya. Masa depan Anda dapat menjadi lebih cerah daripada semua yang Anda inginkan. Karena cara berpikir Anda mencerminkan cara Anda bertindak. Dan cara Anda bertindak menentukan bagaimana masa depan yang akan terbentang di depan Anda.<br /><br />Untuk itu, bangunlah setiap saat pola pikir dan tindakan anak-anak kita sesuai etika dan perilaku islami. Karena menurut John Kehoe, melalui pengulangan, pikiran menjadi terpusat dan terarah serta kemampuannya dapat berlipat ganda setiap saat. Semakin sering diulang, semakin banyak tenaga dan kekuatan yang terkumpul dan semakin siap untuk diwujudkan.<br /><br />Akhirnya, tidak ada jalan lain untuk menyongsong hari esok, selain setiap anggota keluarga Muslim harus betul-betul menyadari bahwa dalam hidup ini, kita harus memperhatikan bekal-bekal apa saja yang telah dipersiapkan dan diperbuat bagi kehidupan di hari esok. Allah berfirman, "dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)" (QS. Al-Hasyr: 18). Wallahu a'lam.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6822058.post-1136468300718211892006-01-05T20:35:00.000+07:002006-01-05T20:38:20.906+07:00Bermain dengan Ayah<span style="font-style:italic;">Arda Dinata</span><br /><br />"Sering orang mencoba menjalani hidup secara terbalik; mereka mencoba memiliki lebih banyak barang, lebih banyak uang, agar dapat mengerjakan hal yang mereka inginkan lebih banyak, agar mereka lebih bahagia. Sebenarnya, jalan yang benar adalah kebalikannya. Engkau pertama-tama harus menjadi dirimu yang sesungguhnya, lalu melakukan apa yang perlu kau lakukan, agar dapat lebih banyak memiliki hal-hal yang kau inginkan." (Margaret Young).<br /><br />Sore itu, cuaca begitu cerah. Pak Zaenal seperti biasa setelah shalat Ashar, baru pulang dari kantor. Begitu sampai di rumah, Pak Zaenal mengucapkan salam dan membuka pintu rumah. Di sana, didapati putri kesayangannya, Alifia (5 th), yang sedang menunggu dan menyambut dengan antusias atas kehadiran ayahnya. Anak ini, seakan-akan tidak mempedulikan kondisi ayahnya. Biar kondisi ayahnya capek, lelah, dan perlu istirahat. Pokoknya dalam pikirannya hanya ada satu kata, yaitu "bermain dengan ayah". Dalam pikirannya, bermain dengan ayah adalah sesuatu yang paling menyenangkan. Dalam keadaan itulah, biasanya hati Pak Zaenal luluh untuk menuruti kemauan anaknya.<br /><br />Dan Pak Zaenal menghibur dirinya dalam hati dengan ucapan, "Bukankah saya selaku orang tua harus mampu memposisikan pikirannya dengan pikiran si anak. Lagi pula kita selaku orang tua harus mampu memformulasikan rasa lelah, bijaksana, emosi anak, mendidik, dan hiburan menjadi satu bentuk amal keikhlasan," ucap hatinya. Akhirnya, terciptalah kebersamaan Pak Zaenal dengan anaknya. Keduanya bermain-main naik sepeda keliling rumahnya. Hilang sudah "rasa lelah" Pak Zaenal, berganti keceriaan yang tiada tara, baik dirinya maupun anaknya. Dan seperti biasanya, saat bermain itulah Pak Zaenal tidak lupa menyelipkan tarbiyah tentang kehidupan kepada anaknya. Hiburan merupakan kebutuhan tambahan yang cukup memberi andil dalam perkembangan anak.<br /><br />Dari aktivitas hiburan ini, akan terbentuk penyegaran pikiran dan fisik. Ialah obat dari kejenuhan rutinitas hidup seseorang. Baik bagi suami, istri, maupun anak. Dalam koridor seperti itu, biasanya emosional orang tua menjadi luluh. Orang tua memenuhi keinginan seorang anak untuk mendapat hiburan. Hiburan apa? Seperti yang terjadi pada Pak Zaenal, ternyata di luar dugaannya. Sang anak hanya ingin naik sepeda. Dengan naik sepeda keliling lingkungan RT, wajah sang anak begitu terlihat bahagia. Begitu juga pada keluarga lain, anak-anak itu sebenarnya tidak menuntut banyak tentang jenis hiburannya.<br /><br />Tapi, dirinya ingin bermain dengan kemampuan orang tuanya. Bisa dikatakan langkah Pak Zaenal itu, adalah sesuatu yang menjadi ikon pribadi seorang ayah yang bijaksana. Karena menurut Margaret Young, sering orang mencoba menjalani hidup secara terbalik; mereka mencoba memiliki lebih banyak barang, lebih banyak uang, agar dapat mengerjakan hal yang mereka inginkan lebih banyak, agar mereka lebih bahagia. Sebenarnya, jalan yang benar adalah kebalikannya. Engkau pertama-tama harus menjadi dirimu yang sesungguhnya, lalu melakukan apa yang perlu kaulakukan, agar dapat lebih banyak memiliki hal-hal yang kau inginkan. Naik sepeda, begitu sederhana. Tak perlu biaya banyak dan relatif setiap orang tua mampu melakukannya.<br /><br />Tapi, hal sederhana itu, justru subhanallah, besar manfaatnya. Di antaranya, bagaimana kita bisa mengajarkan rasa syukur nikmat, menghormati orang lain, aktivitas amaliah di dunia, dan lainnya. Tarbiyah itu, tentu masih dalam jangkauan pikiran dan bahasa anak-anak seusianya. Salah satu kesan menghibur anak dengan naik sepeda itu adalah proses mendidik anak untuk mensyukuri nikmat. Aktualisasi rasa syukur nikmat itu secara sederhana, kita bisa mencontohkan misalnya bagimana seorang manusia yang diberi anggota tubuh yang sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya; terciptanya hewan, tumbuhan; adanya matahari, bintang, langit, awan, dan lainnya.<br /><br />Atau berupa nikmat non materi seperti nikmat sehat dan adanya waktu senggang, sehingga kita bisa bermain. Pokoknya, pemberian kebutuhan hiburan kepada keluarga, lebih-lebih pada anak, adalah lebih utama dari yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Pemberian tambahan seseorang kepada keluarganya lebih utama daripada pemberian tambahan kepada orang lain, seperti kelebihan seseorang shalat berjamaah dibanding seseorang shalat sendiri." (HR. Ibnu Abu Syaibah). Wallahu a'lam.Faisalhttp://www.blogger.com/profile/05754345504801622013noreply@blogger.com0