:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Tuesday, January 03, 2006

Diary Anakku

Cahaya Afiati
-satu episode dalam Menikmati Peran Ibu-


Setahun terakhir saya memiliki kegiatan baru, menulis. Bukan menulis artikel, bukan pula menulis cerita, tapi menulis diari. Diari yang ditulis pun bukan cuma milik sendiri, tapi milik buah hati saya yang usianya kini menjelang 15 bulan. Bukan hal istimewa memang. Karena saya tahu, ada banyak ibu lain yang melakukan hal yang sama.

Saya menemukan banyak hal menyenangkan dan bermanfaat dengan aktivitas itu. Saya senang menulis bagaimana tingkah polah anak pertama saya. Saat dia belajar tengkurap, belajar duduk, belajar berdiri, belajar berjalan dan proses belajar yang lain. Menulis saat-saat dia pertama kali mulai makan, juga saat pertama kali dia mulai berjalan. Saya juga senang menulis kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya, misalnya kebiasaannya menggigit bibir bawah di usia 6 bulan atau kebiasaannya menjambaki rambut belakangnya saat mengantuk. Tapi saya juga pernah menulis dengan perasaan sedih dan khawatir. Itu terjadi ketika saya menulis kejadian saat dia terjatuh dan kepalanya terbentur, saat dia demam, atau ketika dia mogok makan.

Awalnya saya berfikir, dengan menulis diari mudah-mudahan bisa menjadi kenangan yang indah bagi buah hati kelak. Bukan hanya baginya, bagi saya pun diari itu bisa menjadi sebuah kenangan yang indah. Ternyata manfaatnya bukan cuma itu. Diari bayi yang ditulis dengan baik bisa bermanfaat juga untuk mengetahui kesesuaian tumbuh kembangnya. Ini berarti, saya harus banyak mencari tahu, perkembangan rata-rata anak seusianya. Alhamdulillah, dalam banyak hal, perkembangannya bisa dikatakan sesuai dengan rata-rata anak seusianya.

Manfaat lain yang saya ketahui dari literatur, catatan yang baik bisa memudahkan orang tua melakukan penelusuran ke akar masalah jika si kecil mengalami suatu masalah. Jika dokter bertanya mengenai keadaan atau pengalaman yang telah dialami anak, orang tua bisa mengungkapkannya dibantu dengan catatan itu.

Bukan hanya itu. Rajin menulis diari berarti membutuhkan perhatian yang intens akan tumbuh kembang anak. Saya harus terlibat dan memberi perhatian pada sang buah hati sepanjang hari. Mulai dia bangun pagi hingga tidur malam. Mudah-mudahan intensitas keterlibatan dan perhatian ini bisa menjadi fondasi yang baik bagi hubungan yang lebih erat dengan anak saya.

Berdasarkan literatur pula saya ketahui, bahwa diari anak ternyata perlu memuat beberapa hal agar dapat memberi manfaat optimal. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tumbuh kembangnya perlu dicatat dengan baik. Misalnya berat badan dari bulan ke bulan (khususnya untuk bayi), panjang badan, gerakan-gerakan halus, gerakan-gerakan kasar, kemampuan bicara, juga kemampuan interaksi sosial si kecil. Saat-saat pertamanya melakukan sesuatu juga merupakan hal yang penting untuk dicatat. Selain itu, perlu pula mencatat kebiasaan-kebiasaan dan kejadian-kejadian yang tidak biasa dialami anak. Termasuk penting untuk dicatat adalah kelengkapan imunisasi buah hati.

Saya memang tidak selalu mampu menulis diari buah hati saya secara teratur dan mendetail. Meskipun begitu, saya berusaha mencatat apa-apa yang saya anggap penting dalam diari itu.

Saya belum tahu sampai kapan saya akan menulis diari buah hati saya. Mungkin sampai dia mulai mampu menulis sendiri pengalaman-pengalamannya. Saat dia mulai bertanya tentang keadaannya di masa kecil, akan saya tunjukkan diari itu padanya.

Menulis diari buah hati, bagi saya adalah salah satu cara menunjukkan kasih sayang saya padanya. Juga salah satu cara untuk menunjukkan betapa dia begitu berarti. Apalagi, diari itu saya tulis dengan sepenuh cinta dari hati.

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home