:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Wednesday, January 04, 2006

Bekali Anak Hadapi Pergaulan

Tulisan ini diambil dari Majalah Ummi No. 7/XVII November 2005/1426 H

Hubungan yang hangat antara orangtua dan anak menggambarkan lancarnya komunikasi antara orangtua dan anak. Tanpa dimintapun anak akan mengungkapkan seluruh isi hati, aneka masalah kepada orangtuanya. Mereka selalu bisa berlari kepada orangtua, yang juga akan selalu siap di sisi anaknya. Dengan hubungan semacam in, fungsi kontrol orangtua bisa berjalan dengan peran aktif si anak sendiri.

Pengenalan resolusi konflik

Resolusi konflik adalah upaya memecahkan konflik. Konflik pasti terjadi dalam hubungan sesama manusia dalam berbagai tingkatannya. Ketika melepas anak bergaul, tentunya dengan manusia lainnya, yaitu teman-temannya, potensi konflik pasti ada. Tidak jarang anak-anak menyelesaikan konflik antara mereka dengan cara kekerasan. Tidak heran bila kemudian tawuran pelajar jadi begitu lazim terjadi, karena yang mereka tahu tentang pemecahan konflik adalah dengan kekerasan. Maka pembekalan resolusi konflik ini sangat penting untuk anak-anak.

Resolusi konflik yang palig baik dilakukan anak-anak adalah pemecahan masalah dengan cinta. Resolusi semacam ini melahirkan sifat empati. Pada anak. Misalnya, ketika anak-anak berebut mainan, ajaklah mereka untuk menempatkan diri pada posisi temannya. “Coba deh bayangin kalau kamu mau main mobil-mobilan, tapi temanmu tidak mau memberikan bagaimana perasaanmu?”

Memang tidak semua anak tidak langsung mengerti dan bisa mengikuti pemecahan masalah macam ini. Namun, kalau tidak dilatih, anak-anak tidak akan tahu dan menggunakan resolusi konflik macam ini dalam lingkungan pergaulannya.

Informasi yang benar

Bayangkan bila kita dilepas di suatu tempat tanpa informasi apapun. Kalaupun ada informasi ternyata keliru. Apa yang terjadi? Kita akan tersesat tidak tahu jalan pulang. Demikian pula dengan anak-anak yang mau tidak mau terjun kepergaulan, tapi tidak punya informasi yang benar tentang dunianya yang semakin luas itu. Maka orangtua sangat perlu membekali anak-anak dengan berbagai informasi yang benar tentang dunia mereka.

Jangan hanya membeberkan hal-hal yang baik-baik saja, sebaiknya segala hal yang burukpun perlu diinformasikan pada mereka. Khawatirnya, bila sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka jadi tidak siap mengahadapinya. Misalnya, kurangnya pengetahuan akan bahaya narkoba, sifat iri dengki atau kejahatan yang nyata.Tidak sekedar informasi, ajari mereka bagaimana menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada mereka. Misalnya, ajari mereka cara menolak bila ada teman yang menawarinya narkoba.

Etika pergaulan; Empati

Kenalkan anak pada berbagai contoh masyarakat yang mungkin mereka temui dalam pergaulan mereka. Jelaskan, bahwa tidak semua orang sejahtera dan serba kecukupan. Jangan hanya membawa anak jalan-jalAn ke mal atau tempat rekreasi lainnya. Ajaklah mereka ke tempat orang-orang yang tidak punya, ke perkampungan kumuh dan sebagainya. Biarkan mereka melihat bagaimana orang-orang ini melakukan aktivitas keseharian, melihat anak-anak lingkungan seperti ini bermain.

Dari kegiatan macam ini, akan timbul rasa empati. Sebenarnya sukses atau tidaknya pergaulan tergantung pada kemampuan seseorang untuk berempati. Semakin terasah rasa empatinya maka semakin mudah ia bergaul. Etika pergaulan yang paling utama adalahmemahami sudut pandang orang lain. Dengan empati ia dapat merasakan bagaimana rasanya bila mainannya direbut orang, ia bisa merasakan bagaimana rasanya diejek dan sebagainya. Ujung-ujungnya, ia tidak akan melakukan tindakan yang merugikan orang lain, karena tahu itu menyakitkan.

Ajaran Islam yang aplikatif

Tidak sekedar hafalan dan semacamnya, seharusnya Islam diupayakan untuk diterapkan dalam keseharian, sehingga anak-anak tahu esensi agama itu.. Lingkungan terdekatnya, seperti orangtua dan sekolah sudah semestinya mencontohkan aplikasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, misalnya cara bangun tidur, makan, belajar, bertingkahlaku, sampai tidur lagi. Dengan cara itu ajaran Islam akan lebih tertanam didalam jiwanya sehingga otomatis menjadi filter bagi dirinya sendiri. Berdasarkan nilai Islam ia telah membuat standar moral. Ia bisa memutuskan sendiri apakah sesuatu itu benar atau tidak, syar’i atau tidak. Dengan demikian kemanapun ia pergi untuk bergaul, Islam menjadi filter terbaik baginya.

Kepercayaan

Penting bagi anak untuk merasa dirinya dipercaya menjalani kehidupannya sendiri. Kepercayaan membuat anak merasa dihargai. Kesadarannyapun akan muncul terhadap kepercayaan yang merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkannya pada orangtua.

Doa

Kekuatan doa yang begitu dahsyat adalah bekal, sekaligus pelindung utama bagi anak-anak kita. Ketulusan doa orangtua untuk keselamatan anaknya, insya Allah dikabulkan Allah yang maha mengawasi. Jadi, selama kita telah berupaya optimal menyiapkan anak-anak menuju pergaulannya, sekarang tinggal yakinkan diri bahwa Allah juga menjaga mereka. Hingga kemudian kita tidak akan cemas berlebihan.

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home