:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Wednesday, March 30, 2005

Hadiah Terbaik Untuk Diri Sendiri

Setiap orang pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupan. Ada masa sulit dalam berumah tangga, kehidupan karir, kesehatan, atau kehidupan pribadi yang diguncang badai. Kebanyakan juga setuju kalau masa-masa sulit ini bukanlah keadaan yang diinginkan. Sebagian orang bahkan berdoa, agar sejarang mungkin digoda oleh keadaan-keadaan sulit. Sebagian lagi yang dihinggapi oleh kemewahan hidup ala anak-anak kecil, mau membuang jauh-jauh, atau lari sekencang-kencangnya dari godaan hidup sulit.

Akan tetapi, sekencang apapun kita menjauh dari kesulitan, ia tetap akanmenyentuh badan dan jiwa ini di waktu-waktu ketika ia harus datang berkunjung. Rumus besi kehidupan seperti ini, memang berlaku pada semua manusia, bahkan juga berlaku untuk seorang raja dan penguasa yang paling berkuasa sekalipun.

Sadar akan hal inilah, saya sering mendidik diri untuk ikhlas ketika kesulitan datang berkunjung. Syukur-syukur bisa tersenyum memeluk kesulitan. Tidak dibuat sakit dan frustrasi saja saya sudah sangat bersyukur. Pelukan-pelukan kebijakan seperti inilah yang datang ketika sang hidup sempat membanting saya dari sebuah ketinggian. Sakit memang, tapi karena ia sudah saatnya datang berkunjung, dan kita tidak punya pilihan lain terkecuali membukakan pintu rumah kehidupan, maka seterpaksa apapun hanya keikhlasanlah satu-satunya modal berguna dalam hal ini.

Senyum penerimaan terhadap kesulitan memang terasa kecut di bibir. Dan sebagaimana logam yang sedang dibuat menjadi patung indah, kesulitan memang terasa seperti semprotan panasnya api mesin las, dihajar oleh palu besar, kencangnya cubitan tang, menyakitkannya goresan-goresan amplas kasar, atau malah tidak enaknya bau cat yang menyelimuti seluruh badan patung logam. Semua tahu, kalau badan dan jiwa ini kemudian akan menjadi 'patung logam' yang lebih indah dari sebelumnya. Tetapi tetap saja ada sisa-sisa ketakutan - dan bahkan mungkin trauma - yang membuat kita manusia menghindar dari kesulitan.

Cuma selebar apapun goresan luka yang dibuat oleh kesulitan, ada mahluk yang amat berguna dan amat dibutuhkan dalam pengalaman-pengalaman menyakitkan ini, ia bernama sahabat. Tidak semua sahabat fasih memberikan nasehat. Tetapi dengan kesediaannya untuk mendengar, sinaran mata yang berisi empati, kesediaan untuk menjaga rahasia, sahabat menjadi permata berlian yang amat berguna dalam keadaan-keadaan ini.

Di rumah saya memiliki seorang sahabat yang amat mengagumkan. Dari segi pendidikan formal ia hanya tamatan SMU. Bahkan SMU tempat ia bersekolah dulu sudah bubar, sebagai tanda ia bukanlah berasal dari sekolah yang terlalu membanggakan. Namun nasehat serta keteladanan hidupnya kadang mengagumkan.

Di kantor saya memiliki sejumlah bawahan yang datang sama manisnya baik ketika dipuji maupun setelah di! maki. Seorang tetangga menelpon, mengirim SMS dan bahkan menyempatkan diri berkunjung ke rumah. Tidak untuk memberikan ceramah, hanya untuk mendengar. Seorang sahabat dekat yang memimpin sebuah raksasa teknologi informasi bahkan mengatakan bangga menjadi sahabat saya.
Ketika tulisan ini dibuat, seorang sahabat lama yang tinggal di Surabaya menelepon, tanpa bermaksud menggurui ia mengutipkata-kata indah Confucius :
'Manusia salah itu biasa, tetapi menarik pelajaran dari kesalahan itu baru luar biasa'.

Apa yang mau saya tuturkan dengan semua ini, rupanya sahabat adalah hadiah paling berharga yang bisa kita berikan pada diri kita sendiri. Secara lebih khusus ketika kita ditimpa kesulitan yang menggunung. Sehingga patut direnungkan, kalau kita perlu menabung perhatian, empati, cinta buat para sahabat. Tidak untuk berdagang dengan kehidupan. Dalam arti, memberi dengan harapan agar diberi kelak. Melainkan, sebagaimana cerita dan pengalaman di atas, dalam dunia persahabatan, dalam memberi kita sebenarnya sudah diberi. Bahkan, setiap sahabat yang memberi perhatian dan empati pada sahabat lainnya, ketika itu juga mengalami the joy of giving. Ketika itu juga seperti ada beban di bahu yang berkurang jauh beratnya.

Ada memang orang yang memiliki banyak sekali teman. Kemana-mana namanya dipanggil orang. Cuman, sedikit diantara semua teman yang banyak ini kemudian bisa menjadi sahabat. Bercermin dari kenyataan inilah, maka saya lebih memusatkan diri untuk mencari dan membina sahabat. Jumlahnya memang tidak akan pernah banyak. Bahkan ia lebih sedikit dari jumlah jari tangan. Cuma sesedikit apapun jumlahnya, sahabat tetap sejenis hadiah terbaik yang bisa kita bisa berikan buat diri sendiri.

Mobil mewah memang bisa membawa kita ke tempat jauh lengkap dengan gengsinya. Rumah mewah memang bisa meningkatkan kenyamanan tinggal sekaligus meningkatkan kelas. Ijazah lengkap dengan gelarnya yang mentereng juga bisa meningkatkan percaya diri. Akan tetapi, baik mobil mewah, rumah mewah maupun ijazah tidak bisa menghadirkan empati yang menyentuh hati.

Di sebuah Sabtu pagi, seorang sahabat yang membaca harian Kompas yang memberitakan bahwa saya mengundurkan diri dari jabatan presiden direktur di sebuah kelompok usaha amat besar di negeri ini, langsung menelepon saya dari tempat yang jauh. Ia berucap sederhana : 'saya bangga jadi teman Anda'. Inilah hadiah terbaik yang bisa dihadiahkan ke diri sendiri. Ia tidak dibungkus kado, ia juga tidak hanya datang ketika hari raya atau ulang tahun. Ia justru lebih sering datang ketika kita amat membutuhkannya.

go to the top of the page

Tuesday, March 29, 2005

Ulang Tahun

Ada yang berdentang...
Dengan cepat dan terus melaju
Alarm Waktu yang berdenyut tanpa diminta
Tanpa menunggu kehendak kita

Hmmm...
Detik - detik Menit - menit Jam - jam
Menjadi saksi kelak atas semua perbuatan
Berbicara tanpa henti
Seperti saat ini melaju tanpa diminta

go to the top of the page

Kebahagiaan adalah Sebuah Pilihan

Pada suatu zaman di Tiongkok, hiduplah seorang jenderal besar yang selalu menang dalam setiap pertempuran. Karena itulah, ia dijuluki "Sang Jenderal Penakluk" oleh rakyat.

Suatu ketika, dalam sebuah pertempuran, ia dan pasukannya terdesak oleh pasukan lawan yang berkali lipat lebih banyak. Mereka melarikan diri, namun terangsak sampai ke pinggir jurang. Pada saat itu para prajurit Sang Jenderal menjadi putus asa dan ingin menyerah kepada musuh saja. Sang Jenderal segera mengambil inisiatif, "Wahai seluruh pasukan, menang-kalah sudah ditakdirkan oleh dewa-dewa. Kita akan menanyakan kepada para dewa, apakah hari ini kita harus kalah atau akan menang." Saya akan melakukan tos dengan keping keberuntungan ini! Jika sisi gambar yang muncul, kita akan menang. Jika sisi angka yang muncul, kita akan kalah! Biarlah dewa-dewa yang menentukan!" seru Sang Jenderal sambil melemparkan kepingnya untuk tos… Ternyata sisi gambar yang muncul! Keadaan itu disambut histeris oleh pasukan Sang Jenderal, "Hahaha… dewa-dewa di pihak kita! Kita sudah pasti menang!!!" Dengan semangat membara, bagaikan kesetanan mereka berbalik menggempur balik pasukan lawan. Akhirnya, mereka benar-benar berhasil menunggang-langgangkan lawan yang berlipat-lipat banyaknya.

Pada senja pasca-kemenangan, seorang prajurit berkata kepada Sang Jenderal, "Kemenangan kita telah ditentukan dari langit, dewa-dewa begitu baik terhadap kita." Sang Jenderal menukas, "Apa iya sih?" sembari melemparkan keping keberuntungannya kepada prajurit itu. Si prajurit memeriksa kedua sisi keping itu, dan dia hanya bisa melongo ketika mendapati bahwa ternyata
kedua sisinya adalah gambar…

Memang dalam hidup ini ada banyak hal eksternal yang tidak bisa kita ubah; banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak kita. Namun demikian, pada dasarnya dan pada akhirnya, kita tetap bisa mengubah pikiran atau sisi internal kita sendiri: untuk menjadi bahagia atau menjadi tidak berbahagia.
Jika bahagia atau tidak bahagia diidentikkan dengan nasib baik atau nasib buruk, jadi sebenarnya nasib kita tidaklah ditentukan oleh siapa-siapa, melainkan oleh diri kita sendiri. Ujung-ujungnya, kebahagiaan adalah sebuah pilihan proaktif.

go to the top of the page

Monday, March 28, 2005

Penjara Pikiran

Seekor belalang telah lama terkurung di dalam sebuah
kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang
mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati
kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor
belalang lain, namun dia keheranan mengapa belalang itu
bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia menghampiri belalang lain itu dan
bertanya, "Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan
lebih jauh dariku, padahal kita tidak jauh berbeda dari
usia maupun ukuran tubuh?"
Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, "Di manakah
kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam
bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan."
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak
itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan
setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah
juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut.
Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan
beruntun, perkataan teman, tradisi, dan kebiasaan bisa
membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan
potensi kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah
apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir
dalam-dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau
benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap
kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai
diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat
hanya dengan seutas tali yang terikat pada sebilah pancang
kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas
jika ada "sesuatu" yang mengikat kakinya, padahal
"sesuatu" itu bisa jadi hanya seutas tali kecil...
Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri bahwa
Anda bisa "melompat lebih tinggi dan lebih jauh" kalau
Anda mau menyingkirkan "penjara" itu? Tidakkah Anda ingin
membebaskan diri agar Anda bisa mencapai sesuatu yang
selama ini Anda anggap di luar batas kemampuan dan
pemikiran Anda?
Sebagai manusia kita berkemampuan untuk berjuang, tidak
menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena
itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif
yang ingin Anda capai. Sakit memang, lelah memang, tapi
jika Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu
pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan Anda akan
lebih baik kalau Anda hidup dengan cara hidup pilihan Anda
sendiri, bukan dengan cara yang dipilihkan orang lain

go to the top of the page

Talk about Love...

Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu.
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja.
Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang.
Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja karena dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatmu.

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh, cukuplah sekadar keperluanmu.
Apabila sekali ia retak tentu sukar untuk kamu menambalnya semula, akhirnya ia dibuang.
Sedangkan jika kamu coba membaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi.

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya.
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa.
Anggaplah dia manusia biasa.

Apabila sekali dia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya, akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhirnya.

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi, yang kamu pasti baik untuk dirimu.
Mengenyangkan, berkhasiat. Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain.
Terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.
Kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan, yang kamu pasti membawa kebaikan kepada dirimu, Menyayangimu, Mengasihimu.
Mengapa kamu berlengah, coba membandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan.
Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain, kamu juga yang akan menyesal...

go to the top of the page

Monday, March 21, 2005

Teriakan Jarak Hati

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya,
"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia
akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?" Seorang
murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan
menjawab, "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan
kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya
justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak?
Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira
benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satu pun
jawaban yang memuaskan. Sang guru lalu berkata, "Ketika
dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak
antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara
fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai
jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun
anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula
mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang
ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena
itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan, "Sebaliknya, apa yang terjadi
ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya
tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang
keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus
apa pun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu
jelas. Mengapa demikian?" Sang guru bertanya sambil
memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat
dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. "Karena
hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada
akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah
pAndangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami
apa yang ingin mereka sampaikan."
Sang guru masih melanjutkan, "Ketika Anda sedang dilanda
kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi
hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan
jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, tak
mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang
bijaksana. Karena waktu akan membantu Anda."

Sumber : SM-CN

go to the top of the page

Tuesday, March 15, 2005

Ada yang merasakan/masih ingat ini....

*Profil Anak Jkt Taon 80-an :

1. Sewaktu SD mengalami perpanjangan tahunakademik 1978/79

2. Masih ngerasain acara 12 Pas, Catatan SiBoy, Pro Kamu, ataupun di Prambors 666AM.

3. Ikut naik atap rumah untuk ngeliat Cilandak menyala

4. Pernah ada yg ngajakin nongkrong di Dairy Queen Blok M Melawai

5. Pernah punya textbook dgn tulisan 'Sesuai Kurikulum 1975'

6. Ikut panik ketika Turbo diisukan meninggal karena HeadSpin

7. Ikut 'rush' borong kaset ke Aquarius Mahakam atau Duta Suara pada malam 31 Juni 1988 (karena esok harinya harga kasetnaik dari Rp. 2.750,- menjadi Rp.4.500,-/Rp5.000,-)

8. Pernah ngerasain sekolah setengah hari karena :

a) Ada pertandingan Muhammad Ali vs Larry Holmes (1980)

b) Wajib nonton Janur Kuning (1981)

c) Wajib ikut apel akbar Wajib Belajar di Stadion Utama Senayan (mei >1984)

d) Wajib nungguin parade api PON (1988)

9. Pernah punya salah satu produknya Nike(sepatu, kaoskaki,singlet...)

10. Bosan nungguin gerhana matahari total yg ternyata lamanya minta ampun

11. Ikut menjadi peserta Pilot Project, serta mempromosikan Senam Kesegaran Jasmani

12. Banyak mobil yang bannya di ceperin trus ada stiker tulisannya "Turbo" atau "Mugen Power"

13. Pernah punya sepatu merek Lotto atau Panther

14. Pernah dapet pembagian Susu Ovaltine atau Milo di sekolah, gratis loh.....

15. Channel TV cuman TVRI doang

16. Kalo hari minggu nonton "Little House On The Prairie"

17. Anak-anak cewek pada demen sama produknya Sanrio, Hello Kitty, My Melody, Little Twin Star, etc .

18. Pernah ngeliat "Sepatu Bandung" model-model 'All-Star'dipenuhi dengan label-label pakaian tapi warnanya luntur kalo dicuci ditambah aksesori tali-tali sepatu yang nggak kalah ajaib warna dan motifnya

19. Kalo pake celana jeans, dilipet sampe pas di bawah dengkul, pake slayer, kemeja flanel kotak-kotak yang dikancingin cuman satu paling atas, sambil nenteng-nenteng tas sekolahan buatan JayaGiri atau Alpina

20. Pernah punya sepeda BMX yang ditinggiin setiang listrik. Minimal pernah temenan sama yang punya.

21. Masih hapal nama tokoh2 di film si Unyil

22. Di kepalanya masih terngiang-ngiang lagu 'Suzanna'-nya The Art Company

23. Pernah nongkrongin video rental untuk dapetin episode terbaru serial Voltus atau Goshogun.

24. Pernah nyewa film Ikkyu San di video rental dari no. 1-5, tapi abis itu kecewa soalnya nomer selanjutnya kagak diproduksi lagi.

25. Pernah ikut-ikutan Break Dance dan maen Sepatu Roda...

26. Nonton The Legend of Condor Heroes di videotape yg berformat BETA...

27. Pernah ngedengerin lagu 'Madu dan Racun'-nya Ari Wibowo ama 'Kugadaikan Cintaku' nya Gombloh...

28. Demen ama drama Losmen, Rumah Masa Depan.

29. Dipinggiran jalan suka ada coretan Destroyer, Tee-Ice, dsb.

30. Suka ama klip musik video Top Pop 10, 15,dst.

31. Rambut John Taylor duran-duran digandrungin banget.

32. Ngadu biji asem, sampe dibakar biar kuat asemnya.

33. Main kwartet kalo pulang sekolah.

34. Kalo'nggak pake' abonemen, bayar bis bisa Rp. 25,-

35. Punya buku kenangan yang kebanyakan ngisinya diakhiri dengan "Don't forget to remember."

36. Hafal lagu-lagunya Queen.

37. Gandrung sama grup Chaseiro-nya Chandra Darusman and PSP (Pancaran Sinar Petromax), grup dangdut anak-anak UI.

38. Suka pake tatto bonus dari lolipop chuppa chups.

39. Kalo nonton konser, yang manggung perform repertoar band panutan, kayak Cockpit/Fredy Tamaela jadi Genesis/PhilCollins, Ikang jadi Rod Stewart (suaranya diserak-serakin sampe jadi serak beneran)

40. Saben taon kudu nyari tiket Guruh & Swara Mahardikanya

41. Fariz RM masih nggebuk drum

42. Hafal kata2nya semua lagu dari kaset Sabda Alamnya Chrisye, bahkan yg aneh2 dan sok Kawi (karangan Guruh)

43. Taman Kodok sentra breakdance

44. Pernah dipaksa study tour ke TMII dan kudu bikin karya tulis padahal nongkrongnya di tukang teh botol

45. Baca komiknya Trigan di majalah Hai

46. Rambutnya di-punk rock, rada jriwis2 kayak Kim Wilde tapi ada bagian yg panjang dikepang kecil2 kayak Adam Ant dijepit/digantungin aksesori kecil2 berwarna-warni.

47. Bajunya lengen pendek tapi digulung2 lagi kayak preman, padahal nggak ada ototnya.

48. Sempet ikut panik waktu ada "sanering" kecil2an, waktu nilai rupiah sempet jeblok. Padahal nggak ngaruh sama uang jajan. Tetep aja nggak cukup.

go to the top of the page

Tuesday, March 08, 2005

Apakah Kita Sadar ?

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita,
karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang.
Tapi pandanglah semua itu kedepan,
pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan
di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua sisi.
Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik
dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.
Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.
Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisamencuri otak kita,
pikiran kita dan ide kita.
Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih
berharga dari pada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata, 2 telinga tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.
Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti,
bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya
yang tidak menyenangkan.
Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita.
Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan
berasal dari hati kita yang paling dalam.
Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai
tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita
seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta
yang jauh lebih indah.

go to the top of the page

Tuesday, March 01, 2005

Masih ingat dengan rekan kita...

Senin pagi 28 Februari hari menunjukkan jam 8:45, saya dan istri turun
dari D01 di PPC (Pondok Pinang Center). Suasana pagi itu memang sangat
krodit dan macet, mungkin karena dekat dengan persimpangan Deplu dan
PI juga jam orang mulai bergegas saling mendahului agar sampai di
kantor.

Berjalan menuju ATM Mandiri di PPC, saya sekilas melihat seorang yang
perawakannya tinggi kurus dan agak hitam....
"walah si Yasir...." ujar saya, saat itu juga saya memanggil rekan
sewaktu masih di SMP.
Saya teringat saat cuti dari bertugas di Plaju - Palembang, orang tua
menyampaikan pesan bahwa ada rekan dari SMP datang ke rumah hanya
untuk bertemu dan melepas kerinduan.
Memang saya dengan Yasir tidak begitu akrab namun karena kami kadang
pulang bareng dan sering kali bertukar pikiran saat jam Istirahat SMP
dulu....

Sering saya menanyakan rumah beliau, bukan sekedar basa-basi semata.
Memang saya sendiri suka jalan dan kl lagi libur sekolah iseng
jalan-jalan kerumah temen... namun beliau (Yasir) tidak pernah
memberitahukan alamtnya hanya dia memberitahukan bahwa rumahnya
didaerah Cileduk....dan celakanya lagi beliau melarang saya untuk
kesana dgn alasan malu (minder).

"Yasiiiir........!" pangil saya saat sudah memastikan bahwa orang tsb.
adalah rekan saya sewaktu SMP.
Dia pun menoleh kearah suaranya.....dan mengingat-ingat siapa yang
memanggil namanya, sejurus kemudian dia berlari kearah saya.....
"Sal........Faisal kan" Alhamdulillah rekan saya masih mengingat nama
saya walaupun sudah lama tidak bertemu.
"Bagaimana kabarnya, kayanya sukses nih....?" saya hanya tertawa
dengan pertanyaan beliau, "bukannya sukses.....hanya lebih gemuk saja
plus penyakitan.....ha haha ha ha"
"Kerja disini Sir, di kantor yang mana?" dengan wajah bingung dan
menjawab dengan mengecilkan suaranya "Di A-18 sal.... kantor Konsultan
Engineer"
Terbaca di jawabannya bahwa ada kesan malu dengan pekerjaannya.....
Saya langsung tembak "Kerja apa Sir? kamu jadi supir......" kebetulan
saat saya melihat dia sebelumnya habis keluar dari mobil Nissan Patrol
4WD terbaru.
"Ya...kadang-kadang, jadi kurir, adm, dst dech..... serabutan" dengan
malu dia menjawab.
Alhamdulillah, akhirnya dia mengakuinya.
"Kerja apa saja sir, yang penting halal......dan gak usah gengsi2...."
"Ya sih yang penting bisa makan dan nyekolahin anak....", Sekolahin
anak.....waduh rekan saya satu ini sudah berkeluarga dan mempunyai
anak yang sudah bersekolah pula....
"Istri gue di Guardian kerjanya dan gue ya disini, anak gue titipin
ama ortu...."
"Enak dong bisa kerja dua-duanya.....walau sedikit tapi kalau berdua
ya banyak juga sir" dia hanya tersenyum....
Mulai kami ngobrol hilir mudik dan bertukar informasi, tak terasa
istri ku sudah selesai dengan ATMnya.....dan saat itu aku mengucapkan
salam untuk pamit pulang dan berharap bisa bertemu kembali.....walau
hanya sebentar namun banyak kenangan yang timbul kembali.

Diakhir saapaannya dia menitipkan salam untuk rekan-rekan SMP.

Rekan-rekan.... saya cukup senang sudah bertemu dengan rekan saya yang
sudah lama tidak bertemu terutama dia sudah berusaha untuk kerumah
untuk menemui saya dirumah, hanya karena saya tidak memiliki alamat
dan tidak ditinggalkan beliau pertemuan yang manis tsb. tertunda
sampai hari itu.
Dan hari itu saya mengambil hikmahnya....bahwa walau hanya sekedar
serabutan namun satu anak sudah bisa mereka sekolahkan...... Sedangkan
kita kadang masih berfikir "apakah nanti sanggup untuk menyekolahkan
anak-anak kita?" atau "Dapatkah kita menjalani hari-hari kegetiran
hingga dapat menyekolahkan anak atau paling tidak membahagiakan
keluarga?"

"Kadang ketakutan akan hari esok sangatlah besar pengaruhnya dalam
diri kita, namun saat kita berada di hari itu kita merupakan bagian
dari hari tsb. dan hari-hari berikutnya."

go to the top of the page