:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Tuesday, August 02, 2005

Mencari Teman

Tuti Afriani

Siang tadi anakku yang berumur 5 tahun, datang dengan airmata, nafasnya naik turun menahan kepedihan hati. Baru saja mainannya dicampakkan ke dalam sawah yang masih berair disebelah apartemen kami oleh empat orang anak yang usianya diatas anakku.

Dengan bergegas aku keluar, berharap masih bisa menyelamatkan mainan tersebut tapi karena dihalangi oleh pagar, tanganku tidak bisa menjangkau mainan tersebut, untuk berlari ke sisi yang lain aku harus memutar jauh dan bila memang ingin mengambilnya, aku harus rela berkubang lumpur.

Dengan pandangan menyesal aku minta maaf dan memeluknya, berharap ia tak terlalu kecewa kehilangan mainannya Tapi rupanya bukan sebab mainan itu anakku tadi menangis, karena dengan ringan dia mengangguk dan tidak ada lagi airmata disana.

Aku tahu, anakku bosan bermain di dalam rumah dan mencoba mencari teman ke luar rumah di depan rumah kami. Kemarin ia menemukan teman yang sebaya dan saling meminjamkan mainan. Namun tidak hari ini, siang ini dia hanya menemukan empat orang anak yang seperti kebanyakan anak lain tidak senang bermain dengan anak yang lebih kecil.

Seperti juga anakku ini, yang cepat jenuh bila bermain dengan adiknya yang berusia dua tahun. Ia meminjamkan mainannya dengan harapan akan diikut sertakan dalam permainan tembak-tembakan mereka, namun sayang mainan tersebut malah dibuang ke sawah.

Penolakan, itu yang membuat hatinya terluka, tidak karena harga atau kesukaannya pada mainan itu. Anakku tidak diterima dalam kelompok yang ditunjukkan dengan membuang mainan yang disodorkan dan meninggalkannya sendirian.

"Tak semua orang bisa dijadikan teman, apalagi teman kepercayaan," kataku padanya.

Bukankah Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa jika ingin melihat akhlak seseorang, perhatikanlah dengan siapa ia berteman. Teman yang baik bisa mengajak kepada kebaikan, sebaliknya tingkah laku yang jahil akan berimbas kepada temannya juga. Bak kata pepatah,siapa yang berteman dengan penjual minyak wangi akan ikut terkena harumnya minyak wangi itu. Siapa yang berteman dengan tukang besi lambat laun ikut pula terkena cipratan apinya.

Seorang teman yang sedang tinggal di luar negeri bercerita bahwa tahun depan ia ingin memasukkan puterinya ke sekolah Indonesia saja, tidak ke sekolah umum di sana . Walaupun jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Temanku tidak ingin puterinya menjadi aneh di mata teman-teman Jepang karena berkerudung, melaksanakan shalat dan puasa di bulan Ramadhan. Atau sebaliknya puterinya akan menjadi asing dengan aktivitas Islam karena terpengaruh dengan kebiasaan budaya Jepang dari teman-temannya.

Begitu pentingnya arti seorang teman bagi si kecil hingga bisa menggoreskan luka bila mendapat penolakan. Teman bagi anak usia remaja lebih penting lagi. Teman adalah wujud eksistensi diri. Diakui dan diterima dalam kelompok adalah keniscayaan. Namun, untuk diterima sebagai bagian dari pertemanan tidaklah harus mengorbankan diri apalagi akidah. Seorang mahasiswa di Jepang hampir tewas karena diminta menegak minuman keras satu botol tanpa jeda sebagai bagian dari upacara penerimaan junior dalam salah satu club olahraga di Universitasnya.

Bagi orangtua, kesalahan dalam mencari teman berakibat kepada keharmonisan rumah tangga dan hubungannya di dalam keluarga. Seorang sahabat melihat Rasulullah selalu mencium cucu-cucunya bila bertemu dengan mereka, sang sahabat merasa heran dan bertanya. Rasulullah menjawab "barangsiapa yang tidak mencintai, maka ia tidak akan dicintai" Rasulullah adalah sebaik-baik teman dan teladan yang baik bagi sahabat beliau dan umatnya yang mengikuti beliau

Pada skala luas lagi pertemanan antar negara mengakibatkan derita bila tidak selektif memilih teman. Krisis moneter yang tak kunjung usai, bertumpuknya masalah dalam negeri yang tak terselesaikan, bencana dan penyakit yang datang bergantian apakah pertanda ujian atau siksaan dari Allah SWT.

"Hai orang-orangyang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksamu?" (An-Nisa' 4:144). Wallahu a'lam bisshowwab.

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home