:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Wednesday, June 29, 2005

Menguji Ketulusan Suami-Istri, Mudah!

Bayu Gautama

Apa yang dilakukan seorang istri ketika mendapati sang suami menderita sakit? Tentu selain kehendak Allah yang menyembuhkan, obat dari dokter yang membantu penyembuhan, adalah sentuhan hangat dan pelayanan yang tulus dari sang istri-lah yang membuat suami bersemangat untuk kembali sehat.

Ia begitu ikhlas membasuh setiap peluh yang bergulir disekujur tubuh suaminya. Jika perlu ia takkan memejamkan matanya sedetikpun untuk menjaga dan memastikan dirinya menangkap setiap keluhan sang suami saat sakit. Istri begitu setia menemani suaminya agar tetap merasa hangat saat menggigil kedinginan atau bahkan melindungi, mendekapnya saat ketakutan akan bayang-bayang kematian, maklum, saat sakit biasanya setiap orang akan merasa dekat dengan kematian.

Dengan tulus sang istri menyuapi makan suaminya, membopongnya ke kamar kecil, memandikannya bahkan jika perlu menggantikan sementara posisi sang suami mencari nafkah jika suami menderita sakit cukup lama. Padahal disaat yang sama, anak-anak mereka tetap membutuhkan perhatian dan kasih sayang orangtuanya, bimbingan dan belaian hangat serta didikan dan tutur lembut ibu mereka. Itu semua dijalani sang istri tanpa sedikitpun keluhan.

Dari semua yang dilakukannya, tergambar indah ketulusannya. Bahwa sikap manisnya tidak hanya saat sang suami sehat, cintanya tetap dan tidak berubah meski sang suami dalam kondisi tak berdaya, bahkan kelembutannya makin terasa menghangatkan tubuh suami yang lemah. Kasih dan sayangnya begitu membangkitkan gairah suami untuk sembuh dari sakit, perhatiannya tidak berkurang setitikpun. Saat itulah sang suami menyadari, betapa makhluk lembut yang sering tidak diperhatikannya itu, begitu tulus dan ikhlas atas dasar cinta dan kasih sayang yang kuat.

Kemudian bandingkan ketika si istri yang menderita sakit. Belum tentu setiap suami mampu memberikan ketulusan yang sebanding dengan apa yang pernah diberikan istrinya. kebanyakan suami berpikir, dengan membawa sang istri kedokter atau membiayai rawat inap di rumah sakit, ia telah menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya.

Kebanyakan suami juga, lebih sering meminta bantuan perawat untuk membasuh peluh istrinya, memandikan, menyuapi makannya dan melayani kebutuhannya selama sakit. Ia juga, lebih cenderung menitipkan anak-anak ke neneknya atau saudara yang lain saat istri sakit. Selain itu, ia pun sibuk menelepon sanak famili untuk bergantian menjagai istrinya di malam hari. Bisa dipahami jika saat jam kerja, karena setiap laki-laki harus mencari nafkah.

Ketahuilah, istri juga butuh kasih sayang yang tulus seperti yang pernah ia berikan kepada suaminya, baik saat sehat terlebih saat menderita sakit. Istri juga ingin diperhatikan, ia juga ingin suaminya selalu menemani disaat-saat sendiri dan kesepian, apalagi saat dicekam derita. Ia mungkin sering menangis dalam deritanya, namun saat itu kita tengah terlelap, dalam sakitnya juga seringkali ia tak memejamkan matanya memikirkan anak-anaknya, tangannya sibuk membelai kepala sang suami yang tertidur disampingnya sambil mengkhawatirkan kesehatan suaminya. Tak lupa sesekali ia mengingatkan agar suaminya tidak lupa makan dan banyak beristirahat.

Nah, jika demikian, tentu kita tahu dan bisa mengukur batas ketulusan kita terhadap istri selama ini. Tentu ada bahkan banyak pula suami-suami yang begitu tulus dan cintanya mengurusi istri, jika demikian, tulisan diatas hanya mengingatkan saja, agar para suami tetap mempertahankan ketulusannya itu.

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home