:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Tuesday, May 10, 2005

Jika Anak Mulai Berbohong


Seorang ibu menceritakan kebiasaan bohong anaknya pada teman sekantor. Dia dibuat bingung oleh kelakuan anaknya yang hampir setiap hari berbohong. Alasan anak telat pulang sekolah karena belajar kelompok di rumah teman. Bahkan, si anak juga berbohong hanya untuk mendapat uang jajan tambahan. Padahal itu semua adalah akal-akalan anaknya.

Cerita tersebut diangguki teman sekantor sebagai tanda bahwa pengalaman tersebut dialami pula olehnya. Akhirnya, kedua ibu tersebut hanya termenung dan tak henti-hentinya mengeluarkan sederet pertanyaan; 'mengapa', 'bagaimana', 'kok bisa ya?', dan lain sebagainya.

Kemungkinan besar, pengalaman dua ibu tersebut dialami pula oleh orang tua lainnya. Mereka tidak habis pikir akan kebiasaan berbohong anaknya. Jika orang tua merasa khawatir, itu wajar saja. Tapi, jika kemudian mereka menyalahkan orang lain karena kebohongan anaknya, sebaiknya hal itu tidak dilakukan para orang tua.

Ketika anak mulai memperlihatkan kecenderungan berbohong, maka para orang tua dengan segera mencari faktor penyebabnya. Siapa tahu kebohongan tersebut dilakukan karena orang tuanya sendiri.

Aksi berbohong terpaksa dilakukan anak sebagai kompensasi dari kurangnya perhatian orang tua. Hal itu bisa saja terjadi, mengingat kebiasaan anak untuk mencari perhatian di luar rumah karena tidak mendapat perhatian yang cukup dari keluarganya adalah pilihan pertamanya. Dan dengan aksi ini, banyak sekali keluarga yang tidak mau menerima kenyataan yang ada. Pada akhirnya, kebohonganlah yang kerap muncul dalam hubungan orang tua-anak.

Faktor penyebab lainnya adalah peniruan dari model yang ada dalam lingkungannya. Maksudnya, seorang anak akan meniru orang lain yang juga telah melakukan kebohongan karena dia menganggap bahwa bohong itu boleh.

Orang tua adalah orang terdekat yang dimiliki seorang anak. Seringkali orang tua menjanjikan sesuatu pada anaknya, namun ternyata mereka tidak memenuhinya. Saat seorang anak menangis, orang tua menghibur anaknya agar berhenti menangis dengan iming-iming akan diberikan mainan. Maka saat tangisan itu hilang, maka janji itu hanyalah tinggal janji, tidak pernah terwujud.

Dalam hal ini, perlu ada kehati-hatian orang tua dalam bicara dan bertindak karena ingatan seorang anak itu sangatlah tajam. Ingatannya tentang sesuatu yang dijanjikan orang tua akan diingatnya terus sebelum mereka memenuhinya. Jika orang tua melanggar janjinya, maka akan timbul kekecewaan mendalam dan bahayanya lagi adalah adanya sebuah pemahaman bahwa berbohong itu boleh dilakukan karena toh orang tua pun kerap melakukannya.

Kebiasaan berbohong yang dilakukan anak jangan dianggap sebagai karakter yang tidak bisa diubah. Penampakan kecenderungan berbohong belum tentu menunjukkan akhlak dia sebenarnya. Karena sikap dan perilaku islami sesuai dengan teladan Rasulullah SAW dapat diajarkan pada anak-anak sejak dini.

Kunci utama dalam hal ini adalah keteladanan. Orang tua sebagai teladan harus bisa menjaga konsistensi terhadap apa yang mereka ajarkan pada anak-anaknya. Jika mereka mengajari anak untuk tidak berbohong, maka mereka pun memberikan contoh yang benar. Karena jika kejujuran ditanamkan pada diri anak, maka seorang anak akan cenderung berbuat kebaikan yang terus meningkat.

Banyak cara yang bisa dilakukan para orang tua untuk menanamkan kejujuran pada diri anak. Pertama, berikan pada anak gambaran-gambaran hidup sebagai akibat dari kebohongan. Orang akan sangat tersiksa dengan kebohongannya karena satu kebohongan akan melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya. Dan seorang pembohong tidak akan pernah dipercaya selama hidupnya walaupun dia pada saat tertentu berkata dan bertindak jujur. Hukuman yang paling berat bagi seorang pembohong adalah tidak mendapat kepercayaaan dari masyarakat sekitarnya.

Kedua, berikan pula gambaran yang nyata bahwa kejujuran itu akan membuat seseorang hidup tenang dan kejujuran adalah modal utama seseorang untuk meraih kesuksesan. Seorang anak akan menjadi shalih karena kejujurannya. Seorang pedagang dinyatakan sebagai pedagang sejati karena kejujurannya. Dan seorang pemimpin bangsa dinyatakan sukses memimpin karena kejujurannya. Banyak hal yang bisa diraih seseorang dengan kejujuran.

Selain itu, orang tua dengan kelapangan hatinya memberikan pujian jika anak telah berlaku jujur dan tidak segan untuk memberikan hukuman jika berbuat sebaliknya. Sebagai catatan, keteladananlah yang dapat mewujudkan tujuan mulia ini

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home