Tidaklah sama bagiku juga bagimu
Zay Lawang Langit
Memandang garis cuaca
Musim yang berkejaran dilingkar kehendak
Doa yang terucapkan di pangkal lidah
Saat ranum biji jagung menggantung
Bulir-bulir padi terayun
Berharap hujan terjaga
Agar panen tetap melimpah
Pada sebelah mana kita pernah singgah
Menitipkan beberapa lembar kisah
Juga tentang tragedi bertubi-tubi
Banyak hal telah kita lihat
Meski lebih banyak lagi terlewat
Mengusung abad yang jatuh
Di kaki musim kulihat telapakmu penuh sayatan
Luka itu lembaran kisah lain yang luput ditoreh
Tidaklah sama bagiku juga bagimu
Tapak kaki kita biarlah kelak berkata-kata
Toh pada akhirnya
Kita akan sendirian melangkah pulang bukan?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home