:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Tuesday, March 01, 2005

Masih ingat dengan rekan kita...

Senin pagi 28 Februari hari menunjukkan jam 8:45, saya dan istri turun
dari D01 di PPC (Pondok Pinang Center). Suasana pagi itu memang sangat
krodit dan macet, mungkin karena dekat dengan persimpangan Deplu dan
PI juga jam orang mulai bergegas saling mendahului agar sampai di
kantor.

Berjalan menuju ATM Mandiri di PPC, saya sekilas melihat seorang yang
perawakannya tinggi kurus dan agak hitam....
"walah si Yasir...." ujar saya, saat itu juga saya memanggil rekan
sewaktu masih di SMP.
Saya teringat saat cuti dari bertugas di Plaju - Palembang, orang tua
menyampaikan pesan bahwa ada rekan dari SMP datang ke rumah hanya
untuk bertemu dan melepas kerinduan.
Memang saya dengan Yasir tidak begitu akrab namun karena kami kadang
pulang bareng dan sering kali bertukar pikiran saat jam Istirahat SMP
dulu....

Sering saya menanyakan rumah beliau, bukan sekedar basa-basi semata.
Memang saya sendiri suka jalan dan kl lagi libur sekolah iseng
jalan-jalan kerumah temen... namun beliau (Yasir) tidak pernah
memberitahukan alamtnya hanya dia memberitahukan bahwa rumahnya
didaerah Cileduk....dan celakanya lagi beliau melarang saya untuk
kesana dgn alasan malu (minder).

"Yasiiiir........!" pangil saya saat sudah memastikan bahwa orang tsb.
adalah rekan saya sewaktu SMP.
Dia pun menoleh kearah suaranya.....dan mengingat-ingat siapa yang
memanggil namanya, sejurus kemudian dia berlari kearah saya.....
"Sal........Faisal kan" Alhamdulillah rekan saya masih mengingat nama
saya walaupun sudah lama tidak bertemu.
"Bagaimana kabarnya, kayanya sukses nih....?" saya hanya tertawa
dengan pertanyaan beliau, "bukannya sukses.....hanya lebih gemuk saja
plus penyakitan.....ha haha ha ha"
"Kerja disini Sir, di kantor yang mana?" dengan wajah bingung dan
menjawab dengan mengecilkan suaranya "Di A-18 sal.... kantor Konsultan
Engineer"
Terbaca di jawabannya bahwa ada kesan malu dengan pekerjaannya.....
Saya langsung tembak "Kerja apa Sir? kamu jadi supir......" kebetulan
saat saya melihat dia sebelumnya habis keluar dari mobil Nissan Patrol
4WD terbaru.
"Ya...kadang-kadang, jadi kurir, adm, dst dech..... serabutan" dengan
malu dia menjawab.
Alhamdulillah, akhirnya dia mengakuinya.
"Kerja apa saja sir, yang penting halal......dan gak usah gengsi2...."
"Ya sih yang penting bisa makan dan nyekolahin anak....", Sekolahin
anak.....waduh rekan saya satu ini sudah berkeluarga dan mempunyai
anak yang sudah bersekolah pula....
"Istri gue di Guardian kerjanya dan gue ya disini, anak gue titipin
ama ortu...."
"Enak dong bisa kerja dua-duanya.....walau sedikit tapi kalau berdua
ya banyak juga sir" dia hanya tersenyum....
Mulai kami ngobrol hilir mudik dan bertukar informasi, tak terasa
istri ku sudah selesai dengan ATMnya.....dan saat itu aku mengucapkan
salam untuk pamit pulang dan berharap bisa bertemu kembali.....walau
hanya sebentar namun banyak kenangan yang timbul kembali.

Diakhir saapaannya dia menitipkan salam untuk rekan-rekan SMP.

Rekan-rekan.... saya cukup senang sudah bertemu dengan rekan saya yang
sudah lama tidak bertemu terutama dia sudah berusaha untuk kerumah
untuk menemui saya dirumah, hanya karena saya tidak memiliki alamat
dan tidak ditinggalkan beliau pertemuan yang manis tsb. tertunda
sampai hari itu.
Dan hari itu saya mengambil hikmahnya....bahwa walau hanya sekedar
serabutan namun satu anak sudah bisa mereka sekolahkan...... Sedangkan
kita kadang masih berfikir "apakah nanti sanggup untuk menyekolahkan
anak-anak kita?" atau "Dapatkah kita menjalani hari-hari kegetiran
hingga dapat menyekolahkan anak atau paling tidak membahagiakan
keluarga?"

"Kadang ketakutan akan hari esok sangatlah besar pengaruhnya dalam
diri kita, namun saat kita berada di hari itu kita merupakan bagian
dari hari tsb. dan hari-hari berikutnya."

go to the top of the page

0 Comments:

Post a Comment
<< Home