:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Thursday, February 24, 2005

Bunga Terakhir - Romeo

Kaulah yang pertama menjadi cinta
Tinggalah kenangan
Berakhir lewat bunga
Seluruh cintaku untuknya...

Bunga terakhir...
Kupersembahkan kepada yang terindah
Sebagai satu tanda cinta untuknya

Bunga terakhir...
Menjadi satu kenangan yang tersimpan
Takkan pernah hilang 'tuk selamanya
Oh... ho...

Betapa cinta ini sungguh berarti
Tetaplah terjaga
Selamat tinggal kasih
Ku telah pergi selamanya...

Bunga terakhir...
Kupersembahkan kepada yang terindah
Sebagai satu tanda cinta untuknya

Bunga terakhir...
Menjadi satu kenangan yang tersimpan
Takkan pernah hilang 'tuk selamanya
Oh... ho...

:: Selamat jalan bungaku, do'aku selalu bersamamu - 17 juni 1996 ::

go to the top of the page

Change The World - Eric Clapton


If I could reach the stars, I'd pull one down for you
Shine it on my heart, so you could see the truth
That this love I have inside, is everything it seems
But for now I find, it's only in my dreams

That I can change the world
I would be the sunlight in your universe
You would think my love was really something good
Baby, if I could, change the world

If I could be king, even for a day
I'd take you as my queen, I'd have it no other way
And our love would rule, this kingdom we have made
Till then I'll be a fool, wishin' for the day

That I can change the world,
I would be the sunlight in your universe.
You would think my love was really something good,
Baby if I could change the world.
Baby if I could change the world.

I could change the world,
I would be the sunlight in your universe.
You would think my love was really something good,
Baby if I could change the world.
Baby if I could change the world.
Baby if I could change the world.

go to the top of the page

5 W - then think about that

5 pertanyaan yang mengingatkan pada dosen yang memberikan saya inspirasi dan motivasi yang sesungguhnya dalam menghadapi banyak hal..... hormat saya untuknya.

"5 W"

Why
What
Where
When
Who

go to the top of the page

Pertanyaan...

Bisakah anda menjawab pertanyaan ini...

"Siapa saya (anda) ?"
Kemudian
"Bisakah saya (anda) ?"

Dalam arti yang sesungguhnya didalam lubuk hati anda?

go to the top of the page

Think about that

"Hal yang paling menyakitkan mungkin di khianati, Namun sebenarnya yang paling hebat sakitnya kehilangan haluan hidup"

"Keputusasaan hanya akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari, tetaplah berusaha"

"Sisi kehidupan sebenarnya ada pada diri kita, hitam dan putihnya kehidupan tergantung pada-Nya"
- fsl -

go to the top of the page

Mahadewi - Padi

Hamparan langit maha sempurna
Bertahta bintang - bintang angkasa
Namun satu bintang yang berpijar
Teruntai turun menyapa aku

Ada tutur kata terucap
Ada damai yang kurasakan
Bila sinarnya sentuh wajahku
Kepedihanku pun... terhapuskan

Alam rayapun semua tersenyum
Merunduk dan memuja hadirnya
Terpukau aku menatap wajahnya
Aku merasa mengenal dia...

Tapi ada entah dimana
Hanya hatiku mampu menjawabnya
Mahadewi resapkan nilainya
Pencarianku pun... usai sudah

Mahadewi resapkan nilainya
Mahadewi tercipta untukku
Mahadewi resapkan nilainya
Mahadewi tercipta untukku

go to the top of the page

Thursday, February 17, 2005

Lembaran Baru

For Be Loved Wife
and Thank's for My Friend from Plaju

Ketika aku terjaga
Sadar akan keberadaanku
Lembaran baru luruhkan egoku
Menatap hari-hari baru bersamamu

Terkenang perkataan teman
"Kamu pasti akan mengalaminya..."
Langkah pasti aku persiapkan
Perkataan dan ego ku tata rapih

Menanti hari baruku
Dan pencarian diakhiri sampai disini
Bersamamu melangkah pasti
Di lembaran baru hidupku

go to the top of the page

Harapan

From My Old Friend "V-C" Sept '94

Hidup adalah perjuangan
Jangan pernah merasa terbuang
Dan jangan pula merasa terlena
Peranan akan hidup adalah persaingan
Dan perjuangan akan suatu harapan

Harapan suatu hal yang sakral
penuh dengan tumpuan akan keinginan
Keinginan akan masa depan
Keinginan untuk hidup yang lebih baik

Harapan akan tinggal harapan
Jangnlah takut akan harapan semu
Karena kesemuan awal dari harapan yang akan nyata
Kita pasti akan mengalaminya

Segera...
Setelah merasa kehilangan dan kekurangan
Akan arti hidup sebuah harapan

go to the top of the page

Wednesday, February 16, 2005

Hapuskan Air Mataku

Rabbi.... Lihatlah air mata ini menetes lagi
Butirannya meluncur deras melalui gundukan pipiku yang lusuh
Mataku lembab ... sajadahku basah

Sesungguhnya aku sudah lelah menangis
Air mataku telah terkuras
Bahkan mengering
Tapi saat ini air mata itu mengalir lagi
Bercerita tentang duka hidup yang kini menghantui

Setiap tetesannya begitu berat terasakan
Setiap tetesannya menyayatkan luka yang teramat perih
Dadaku berdegup kencang
Jiwaku terguncang
Bahkan fikirku tak sanggup bekerja tenang

Setiap detik kucoba menghapuskan tetesannya
Agar dia terhenti dan tak mengalir lagi
Namun tak mampu jua
Ia terus mengalir
Bahkan semakin deras.

Tuhan.... tolong hapuskan air mataku
Tiada satu dapat melakukannya
Bahkan zikirku pun tak mampu
Tidak juga lafaz Qur’anku

Tuhan.... tolong hapuskan air mataku
Hanya Kau yang sanggup melakukannya
Dari derita ini
Dari dalamnya dosa
Hanya Engkau yang kuasa
Menghapuskan setiap tetes air mata....
Menghapuskan setiap tetes air mata....

go to the top of the page

Tuesday, February 15, 2005

Sisi Lain...

Lelah aku berjalan
Menapaki hari tanpa kepastian
Sulit dan duka yang ku dapat
menunggu dalam peluh...

Kembali dengan asa terbuang
Menanti esok dengan kecemasan
Tersambut dengan senyum dan tawa riang
Ringan beban langkah perjalanan

Ya...Allah
Penguasa Alam Semesta
Kau buatkan kepedihan
Dan Kau hilangkan dengan kecerian

Keputusasaan berganti kesabaran
Do'a dan ikhlas tersemat di hati
Menatap esok yang tak henti...

go to the top of the page

Berhenti

Diam tak berkata
Diam tak bergerak

Mendengar yang terucap
Menjawab yang terujar

Seribu satu berkecamuk di hati
Menapak langkah tertatih dengan hati-hati

Masikah ada sisi kebenaran
Kebenaran yang sejati

Yang akan menjawab kebusukan hingga mati
Dan berhenti...

go to the top of the page

". . . "

Lirih terdengar
Dalam tertancap
Liar terasa
Duka tersayat

Lelah | Galau | Meracau
Kotor | Bau - Kesedihan

Kebenaran terancam
Kebohongan mengakar
...
Cukup..........!!!

go to the top of the page

Monday, February 14, 2005

Emak ( Ibu )

Emak
Matahari berbisik padaku
Emak lebih mulia darinya.!!
Karena apa tanyaku?

Jawabnya..
Karena dia hanya menerangi dunia ini
Pada kesiangan saja
Tapi emak menerangi hidup anak²
Sepanjang masa, menembusi ruang kehidupan ini sepanjang zaman

Emak
Pepohon yang merendang berbisik padaku
Emak lebih mulia darinya.!!
Karena apa tanyaku?

Jawabnya?..
Karena dia hanya meredupkan kehangatan
Insan yang berteduh dibawah pepohonnya
Tapi emak meredupkan kehangatan
Hidup yang penuh pancaroba
Meredakan kekusutan hati dan akal anak² yang emak kasihi

Emak
Emas dan batu permata berbisik padaku
Emak lebih mulia darinya.!!
Karena apa tanyaku?

Jawabnya?..
Karena ia hanya lambang kekayaan
lambang kemewahan
tapi emak adalah lambag kasih
lambang sayang
lambang cinta
lambang kemuliaan
lambang pengorbanan sejati anak²mu

Emak
Manis gula dan asinnya garam berbisik padaku..
Emak lebih mulia darinya..!!
Karena apa tanyaku?

Jawabnya...
Kerna dia hanya menambah nikmat sesuap makanan
dan lezat secangkir minuman
Tapi emak mampu menawarkan bisa kedukaan dan penderitaan
melezatkan keriangan dan menambah kecintaan
kepada kehidupan anak² yang emak kasihi
setiap masa dan ketika sambil bila-bila

Emak...
Angin yang bertiup berbisik padaku
Emak lebih mulia darinya!!!
Karena apa tanyaku?

Jawabnya...
Kerna dia tidak mampu sepanjang masa bertiup perlahan
bagi menenangkan keadaan
karena ada waktunya ia menjadi badai dan taufan
merobek kesejahteraan dan kebahagiaan insan

Tapi emak sepanjang masa meleraikan kekusutan
menenangkan jiwa anak²mu
sesepoi bahasa bayu, menyemai rasa cinta dan sayang sejati anak²mu

Emak...
mulianya dirimu....
Membenarkan kata² Surga itu ditelapak kaki ibu...

go to the top of the page

Sepucuk surat dari seorang ayah

Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah
yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat
seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah
kepada seorang ayah.

Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti
kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah
karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan
bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.

Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul
dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog
seorang ayah dengan anak-anaknya.

Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit.
Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti
menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku
terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah
dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan,
ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini.

Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai
buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi
terpisahkan oleh apapun jua.

Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata:
"TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau
bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena
cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku
menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata
seharusnya hanya untuk Tuhan.

Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya
aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi,
kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan.
Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.

Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada
pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi
keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena
kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi
agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.

Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu
memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus
lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu
mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.

Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau
kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggeng-
gam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat
kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.

Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita
memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal
letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku
tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir
putus asa.

Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di
hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan
ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh
aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan.
Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa
kita kembalikan kepada pemiliknya.
Dari ayah yang senantiasa merindukanmu.

go to the top of the page

Yang Terindah

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado.
Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.
Untuk apa ?" - tanya sang ayah.
"Untuk kado, mau kasih hadiah." - jawab si kecil.
"Jangan dibuang-buang ya." - pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si cilik sudah bangun dan membangunkan ayahnya,
"Pa, Pa - ada hadiah untuk Papa."
Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek,
menjawab, "Sudahlah nanti saja."
Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa sudah siang."
"Ah, kamu gimana sih - pagi-pagi sudah bangunin papa."
Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?"
"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang."
Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu.
Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak KOSONG.

Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong.
Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal ?"
Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong.

Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya.
"Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini.
Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan
sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu.
Nanti kalau kosong - diisi lagi ya!"

Boks kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki
nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi.

Apa yang terjadi ?

Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah,
di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan
tetap menganggapnya kotak kosong.
Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain.
Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.

Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" anda sendiri.

Sebagaimana anda memandangi hidup - demikianlah kehidupan anda.
Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya,
memberikan makna kepadanya.

Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong...........

go to the top of the page

Saya dan Perempuan "aneh" di KWK 02

Penulis: Helvy Tiana Rosa Ibunda Fai'z (pemenang surat untuk presiden)

Saya pertama kali bertemu dengan perempuan itu kira-kira dua minggu yang lalu. Hampir saya berteriak kaget ketika masuk ke dalam angkutan KWK 02 dan bertubruk pandang dengannya. Apalagi tak seorang pun ada dalam angkutan jurusan Cililitan-Cilangkap itu.

Waktu menunjukkan pukul 22.00. Malam pekat. Saya pulang dari TIM, usai rapat dengan teman-teman Dewan Kesenian Jakarta. Saya memang sengaja tak naik taksi, agar bisa lebih hemat. Ah, saya menarik napas tak panjang. Perempuan itu tak berkedip menatap saya. Saya membuang wajah ke jalan raya, tak mau balas menatap.

Ya Allah, siapa dia? Kapan ia turun? Di mana ia turun? Ada apa dengannya? Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di benak saya. Apakah ia gila? Mau menodong? Apa ia akan membayar ongkos? Atau perlu saya bayari?
Akhirnya, setelah cukup lama berdua-dua di angkot,
perempuan itu pun turun di depan panti jompo,
Cipayung. Entah mengapa saya merasa lega sekali.

Setelah kejadian tersebut saya masih beberapa kali bertemu perempuan itu. Sukar bagi saya menggambarkan sosoknya. Ia legam dan sedikit bungkuk. Badan pendek, seolah bersisik. Rambutnya pendek dan acak-acakan, seperti tak pernah disisir.. Matanya bulat seolah mau keluar dari kelopak. Bibir sumbing sedang giginya panjang tak beraturan. Ia memakai baju kumal yang membuatnya semakin kusam saja. Pergelangan tangannya
dipenuhi gelang karet berwarna-warni.

Dua kali saya bertemu dalam angkot. Pertama hanya
berdua, dan berikutnya beramai-ramai dengan 6-7 orang
lainnya. Semua tak ada yang 'berani' melihatnya. Ia
seperti orang yang entah datang dari mana dan terus
menatapi para penumpang satu persatu. Malah setelah ia turun dari kendaraan, seorang lelaki berkata:
"Gila, saya kira penampakan! Serem banget tuh perempuan!"

Setelah pertemuan kedua, entah mengapa saya mulai berpikir bahwa ia hanyalah perempuan biasa seperti juga saya. Ia mungkin bekerja di suatu tempat sebagaimana saya. Wajahnya memang seram, namun bukankah ia tak pernah sekalipun mengganggu?

Hari berikutnya, KWK 02 yang saya naiki dari Cililitan, dipenuhi penumpang. Saya melihat perempuan itu naik dari Kramat Jati. Begitu ia hadir, hamper semua penumpang buang muka atau menunduk. Pokoknya tak mau melihat, dan kalau bisa tak dekat dengannya.

Ia masuk, mengangguk pada saya. Saya terpana dan
membalas anggukannya. Tak lama seorang ibu-yang tampak terrpelajar-membagi-bagikan brosur dalam angkot.
"Ada lowongan kerja di perusahaan saya. Langsung
daftar aja. Gajinya lumayan loh," katanya.
Semua orang mendapat brosur, tapi tidak perempuan itu. Tiba-tiba saya merasakan sesuatu di batin saya. Mengapa ibu itu tak mau memperlakukan wanita tersebut sederajat dengan penumpang yang lain? Apa karena ia buruk rupa? Apa karena ia dianggap tak pantas, meski sekadar memegang brosur wangi itu? Lantas mengapa jadi saya yang sedih?

Entah datang darimana, tiba-tiba saya sudah menyapa perempuan 'aneh' itu.
"Kemana, mbak? Kita sudah beberapa kali bertemu ya? Ingat nggak?" sapa saya.
Beberapa orang di dalam angkot nyaris terbelalak memandang saya seakan-akan saya adalah orang aneh lainnya di sana. Saya tersenyum saja.
"Iya mbak. Saya mengenali mbak," tuturnya sopan.
"Saya juga," saya tertawa. "Mbak dari mana? Kerja
atau...?"
Saya mencoba untuk tak mempersoalkan wajahnya. Ya Allah, hanya Engkau yang sempurna. Kami hanya sesame hambamu. Tak ada yang lebih di mataMU dari kami, selain taqwa kami.
Sungguh, siapa menjamin aku lebih baik dari perempuan ini.

Tak lama kami sudah mengobrol dengan asyik. Perempuan itu bercerita, ia menjaga anak kakaknya bila sang kakak pergi bekerja.
"Kakak saya yang menggaji saya," katanya tertawa. Ia hampir setiap malam naik angkutan 02.

Lalu kami ngobrol soal hujan, banjir, soal panti balita dan panti jompo di dekat rumahnya, sampai soal tsunami. Saya sampai kaget sendiri bisa sejauh itu.

Tak lama, perempuan tersebut bersiap turun. Namun apa yang ia katakan sebelum sosoknya berlalu, tak mungkin bisa saya lupakan.

"Semoga Allah menjaga Mbak. Saya senang akhirnya ada orang yang mau negur saya, yang ngajak ngomong di angkot. Terimakasih ya. Assalaamu'alaikum," suaranya bergetar seperti ingin menangis.

Kata-kata perempuan itu berhamburan bersama angin. Namun saya sempat menangkapnya dan sesuatu terasa "nyes" di hati. Orang-orang dalam kendaraan itu tak ambil pusing.
"Gila nggak sih cewek itu?" celutuk seorang pemuda pada saya.

Saya menggeleng. Benar-benar menggeleng untuk beberapa detik. Pada akhirnya saya tahu betapa berarti, betapa mewah-nya sebuah sapa. Bukankah sapa adalah salah satu bentuk penghargaan kita terhadap orang lain? Maka apa yang menghalangi kita untuk lebih sering menyapa?

Bukan hanya pada mereka yang kita kenal, yang kebanyakan necis dan wangi. Namun juga menyapa mereka, yang tanpa sadar telah kita sisihkan dari jalan yang selama ini kita lalui.

Hari ini saya yakin, Mbak Sri, perempuan itu, bukan orang aneh. Ia hanya perempuan yang memendam rindu bertahun-tahun lamanya, hanya untuk sebuah sapa yang kau ucapkan di malam dingin.***

go to the top of the page